Pimpin Golkar, Airlangga Dinilai Sosok yang Merangkul Semua Pihak
- Dok. Golkar
VIVA - Pengamat politik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, menilai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto relatif baik dalam memimpin partai tersebut. Menurutnya, Golkar dahulu sempat terbelah tapi Airlangga mampu menyatukannya.
"Ada kubunya Bamsoet, Airlangga mampu merangkul semua pihak," kata Trubus saat dihubungi, Selasa, 19 Oktober 2021.
Tidak hanya itu, lanjut Trubus, Airlangga juga bisa menjaga hubungan baik dengan pemerintah sehingga Golkar mendapat kepercayaan tinggi dari penguasa.
"Hubungan dengan pemerintah di tingkat daerah baik, jarang terjadi intrik-intrik yang merugikan partai," kata dia lagi.
Baca juga: Airlangga Berpotensi Buka Poros Lawan Koalisi PDIP-Gerindra
Selain itu, Trubus melihat tokoh yang juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu merupakan sosok yang tegas. Bila ada kader yang bermasalah, langsung berikan sanksi secara tegas sehingga tidak sampai viral di masyarakat.
"Airlangga bisa dikatakan turut memajukan Golkar," kata dia.
Partai Modern
Lebih lanjut, Trubus kemudian berbicara mengenai Partai Golkar. Menurutnya, partai berlambang pohon beringin itu adalah partai modern dan demokratis.
"Mereka tidak tergantung dengan tokoh tertentu, kemudian dia tidak primordialisme," katanya.
Trubus menilai Golkar lebih unggul dibanding partai-partai lain khususnya dalam hal kepemimpinan tersebut. Secara internal, Golkar juga solid meski banyak faksi-faksi tapi mampu berdinamika secara demokratis.
"Golkar ke depan ini bisa leading. Generasi milenial lebih suka jenis partai ini," ujarnya.
Pro Masyarakat
Dia juga melihat Golkar pro masyarakat. Misalnya, dua tokoh mereka yang berada di pemerintahan, yaitu Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan, punya peran bersar dalam penanganan pandemi COVID-19.
"Pak Luhut dan Airlangga menjalankan kinerja yang bagus. Publik trust tinggi," katanya.
Trubus menambahkan secara struktur dan infratrktur, Golkar juga modern. Tokoh-tokohnya sering saling mengkritik, tapi nuansa bhinneka tunggal ika tetap tinggi.
Meskipun demikian, menurutnya, Golkar punya kelemahan yaitu adanya sejumlah kader yang tersangkut kasus korupsi seperti Azis Syamsuddin, dan Setya Novanto.
"Golkar harusnya bersih dari itu. Kalau bersih bisa jadi penguasa," tuturnya.