Survei: Airlangga Dinilai Pantas Jadi Suksesor Jokowi

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto saat meresmikan masjid.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat

VIVA – Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) kembali melakukan penelitian atau jajak pendapat dengan metode survei kepada masyarakat. Survei digelar untuk memotret kepuasan masyarakat atas kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin, terutama di masa pandemi COVID-19. 

Direktur Pusat Data LKPI, Alamsyah Wijaya, mengatakan kepuasan masyarakat atas kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin bisa terlihat dari tanggapan responden yang beragam perasaan selama masa pandemi. Lebih dari setengah responden atau 50,6 persen merasa tidak sabar dan berharap pandemi ini segera berakhir. Sebaliknya, sangat sedikit responden yang merasa frustasi dan depresi, namun tak sedikit pula yang merasa jengkel dan tidak produktif.

“Walau disaat pandemi COVID- 19 hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menganggap bahwa perjalanan bangsa Indonesia saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi masih berjalan ke arah yang benar,” kata Alamsyah Wijaya dalam keterangannya, Rabu 27 Oktober 2021.

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan guna memotret kondisi sosial, ekonomi dan  politik selama terjadi pandemi. Populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah dewasa, yakni telah berumur 17 tahun atau telah menikah saat survei dilakukan. 

Hasil survei menunjukkan, masyarakat makin puas dengan kinerja pemerintahan saat ini di bidang ekonomi. Berdasarkan hasil survei, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi-Ma'ruf di bidang ekonomi mencapai 77,7 persen sedangkan yang merasa belum dan tidak puas sebanyak 18,2 persen dan yang tidak menjawab sebanyak 4,1 persen. 

“Peningkatan tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi saat pandemi virus corona Covid-19 sudah berada di jalurnya. Membaiknya kepuasan publik tersebut juga tak lepas dari pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen (yoy) pada kuartal II-2021,” kata Alamsyah.

Yang menarik, kata Alamsyah, lembaganya juga menggambarkan pilihan masyarakat terhadap parpol dan politisi, dalam sigi tersebut. Temuannya tiga hal yang paling diingat masyarakat adalah hal negatif. 

Namun, soal pilihan terhadap Partai Politik jika dilakukan pemilihan umum di masa COVID-19, maka survei menunjukan bahwa sebanyak 40,4 persen belum atau tidak akan menentukan pilihannya dan sebanyak 44,3 persen menyatakan akan memilih dan selebihnya 15,3 persen tidak menjawab atau rahasia.

Lebih lanjut, simulasi pun dilakukan terhadap nama nama Ketua Umum Partai Politik yang memiliki kursi di DPR RI jika diusung sebagai bakal calon presiden di 2024 dan  dilakukan di masa pandemi COVID. Simulasi dilakukan mana tokoh ketua umum yang akan dipilih nanti. Maka survei menunjukan bahwa sebanyak 12,8 persen belum- tidak akan menentukan pilihannya, dan sebanyak 76,8 persen menyatakan akan memilih serta selebihnya 10,4 persen tidak menjawab/rahasia.

Dan dari 76,8 persen responden yang menyatakan akan memilih jika pilpres digelar hari ini, jika dikerucut hasilnya kecenderungan pilihan masyarakat kepada Airlangga Hartarto. Sebagai Ketua Umum Golkar, Airlangga dianggap sebagai suksesor Jokowi menempati urutan tertinggi dipilih sebanyak 30,70 persen dan di urutan kedua ditempati oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 20,20 persen lalu diurutan ketiga ditempati oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebanyak 14,3 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dipilih sebanyak 10,8 persen dan nama ketua umum lainnya dibawah 10 persen yang memilih. 

Sementara, hal yang menarik lainnya adalah hasil temuan survei menyebut nama Gatot Nurmantyo dipilih sebanyak 8,1 persen. Gatot merupakan tokoh dari kalangan TNI, bukan pejabat negara, bukan pimpinan partai ataupun kader.

“Hal ini menunjukan kalau Gatot Nurmantyo menjadi simbol antitesa dari para tokoh tokoh parpol dan pejabat negara yang punya kesempatan maju sebagai Capres kemudian disusul oleh Puan Maharani dengan tingkat keterpilihan 7,6 persen yang menjadikan Puan Maharani hari ini menjadi wanita yang memiliki pengaruh paling kuat dalam jagat perpolitikan Indonesia,” ucapnya.

“Ini menunjukan bahwa belum ada capres yang tingkat keterpilihannya bisa melewati para pemilih yang belum menentukan pilihannya jika pilpres digelar hari ini,” sambung Alamsyah.

Sekadar diketahui, survei ini mengambil sampel sebanyak 1.820 responden yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia dengan margin of error (MoE) kurang lebih 2,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada  tanggal 10 sampai 24  Oktober 2021 melalui wawancara tatap muka (face to face interview) dengan protokol kesehatan ketat oleh enumerator dengan instrumen kuesioner.

Baca juga: Survei Poltracking: Ganjar Unggul Elektabilitas, Prabowo Popularitas