Fadli Zon Kutuk Menteri Israel ke Al-Aqsa: Provokatif dan Intimidatif!

Anggota DPR Fadli Zon
Sumber :
  • Twitter @fadlizon

VIVA Politik - Kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur menuai kecaman dari berbagai pihak. Salah satunya Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) Fadli Zon.

Anggota Komisi I DPR itu menilai Itaman sebagai sosok pembenci Arab. Dia menyebut manuver Itamar sebagai tindakan yang provokatif terhadap proses perdamaian antara Palestina dengan Israel.

“Tindakan Itamar itu provokatif dan intimidatif sekaligus ancaman nyata bagi masa depan perdamaian Palestina dan Israel," kata Fadli, dalam keterangannya, Kamis, 5 Januari 2023.

menteri keamanan nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, mendatangi Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur.

Photo :
  • Sky.com

Menurut dia, mestinya Dewan Keamanan (DK) PBB mesti bertindak nyata dengan beri sanksi ke Israel. Pun, dia menyebut Itamar sudah memunculkan kegaduhan. Bagi Fadli, komunitas internasional juga harus bisa menyatakan sikap kritisnya.

“Kunjungan itu harus dikutuk. Komunitas internasional harus melakukan aksi konkret untuk mencegah kunjungan provokatif seperti itu ke depan.

Fadli bilang selain sanksi, Israel juga layak dikucilkan dari pergaulan internasional.
 
Pun, eks Wakil Ketua DPR itu mengingatkan dua konsekuensi atas kunjungan Itamar tersebut. Menurut Wakil Ketua DPR itu, konsekuensi pertama berpotensi memicu meletusnya kembali kekerasan di Kompleks Al-Aqsa secara khusus dan di wilayah Palestina secara umum.

"Kedua, ini merupakan ancaman sangat serius atas status quo Al-Aqsa,” jelas Fadli yang juga Wakil Ketua Umum DPP Gerindra tersebut.

Lebih lanjut, dia  mengingatkan pada April 2022, lebih dari 200 orang terluka di Kompleks Al-Aqsa. Hal itu lantaran ada provokatif ekstrimis Israel.
 
Kemudian, Fadli menjelaskan sejak 1967 telah ditetapkan status quo atas Al-Aqsa. Dengan ketetapan itu, orang-orang Yahudi tak boleh berdoa di kompleks Masjid Al-Aqsa. Selain itu, aturannya hanya Muslim yang boleh beribadah di tempat suci ini.
 
Di sisi lain, dia juga menyoroti peran Yordania sebagai kustodian atau pemelihara Al-Aqsa yang semakin tidak efektif. Dia menyebut Yordania hanya sekadar simbolis karena tak punya kontrol atas wilayah tersebut.

“Peran kustodiansi Yordania atas Al-Aqsa yang saat ini sekadar simbolis. Al-Aqsa di wilayah Yerusalem Timur sekarang sepenuhnya di bawah kontrol Israel," ujarnya.

"Jelas, Yordania tidak bisa melindungi Al-Aqsa secara maksimal. Ini situasi yang paradoks. Komunitas internasional harus mengubah situasi ini,” sebut Fadli.