Sindir Surya Paloh soal Revolusi Mental, Hasto Ungkit Nasdem Jadikan Jaksa Agung Alat Politik
- VIVA/Andrew Tito
Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto buka suara soal sindiran Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang menyebut revolusi mental Presiden Joko Widodo belum berjalan optimal. Dia menilai, jika ada yang menyerang Presiden Jokowi lebih dulu, maka PDIP siap memberikan komentar.
Hasto Lantas, menyinggung jaksa agung periode pertama Jokowi, yaitu M Prasetyo, yang merupakan kader Partai Nasdem, menyalahkan gunakan instrumen hukum.
"PDIP kan tidak mencampuri urusan partai lain hanya ketika ini sudah menyentuh Presiden Jokowi, ya, kami memberikan tanggapan," kata Hasto kepada wartawan di Jakarta, dikutip pada Selasa, 18 Juli 2023.
"Dari evaluasi yang dilakukan, salah satu aspek revolusi mental mengalami hambatan karena saat itu ada yang menyalahgunakan hukum melalui jaksa agung sebagai instrumen kekuasaannya, sehingga itu seharusnya sebelum menyampaikan kepada publik," katanya.
Oleh sebab itu, Hasto meminta agar Surya Paloh dan Nasdem berkaca pada diri sendiri sebelum menyampaikan sindiran kepada Presiden Jokowi. "Ya, sebaiknya daripada memercik air didulang ke muka sendiri, lebih baik kalau menyampaikan ke kepada masyarakat itu harus disertai suatu kajian yang objektif.”
Surya Paloh mengungkit alasan partainya mendukung Jokowi di Pilpres 2014, salah satunya karena Nasdem punya kesamaan visi dan misi dengan Jokowi.
Paloh pun menyinggung Nasdem juga turut mendukung revolusi mental yang digagas Jokowi di Pilpres 2014. Menurutnya, hal itu sejalan dengan misi gerakan perubahan yang diupayakan Nasdem.
"Ini perlu saya ingatkan, bahwa pikiran, gerakan perubahan yang juga sejalan dengan apa yang pernah dikonstatir oleh Presiden Jokowi untuk melaksanakan revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kita," kata Surya Paloh dalam pidato politik Apel Siaga Perubahan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu, 16 Juli.
Maka itu, dia mengatakan Nasdem menyatakan dukungan kepada Jokowi untuk maju di Pilpres 2014. Bagi dia, hal itu senafas dan sebangun dengan Nasdem.
"Dan, itulah kenapa ketika pada tahun 2014, Pemilu dengan seluruh kekuatan dan harapan energi yang kita miliki, kita dukung yang namanya Presiden Jokowi kala itu sebagai calon presiden untuk menjadi presiden," ujarnya.