Soal Isu Pelanggaran HAM, Adik Prabowo: 10 Ribu Kali Dibahas, Tak Ada Bukti Sama Sekali

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Galih Purnama (Depok)

Jakarta - Isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan penculikan terhadap Aktivis 98, kembali diangkat untuk menyerang calon presiden (capres) Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024. Isu sama juga pernah diangkat baik itu di 2014 dan juga 2019. 

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, isu pelanggaran HAM hingga penculikan aktivis tersebut sudah sangat sering dibahas. Namun sampai saat ini, Hashim menyebut tidak ada bukti yang menunjukkan Ketua Umum Partai Gerindra itu melanggar HAM maupun penculikan aktivis. 

"Masalah HAM, pelanggaran, penculikan, itu sudah dibahas, sudah 1.000 kali, 10.000 kali itu sudah dibahas, sudah lama, dan tidak ada bukti sama sekali," ucap Hashim kepada wartawan di kawasan Jakarta Pusat, dikutip Kamis, 16 November 2023.

Hashim lantas mengungkit saat Prabowo maju dalam kontestasi Pilpres 2009, dan menjadi calon wakil presiden (cawapres) Megawati Soekarnoputri. Saat itu, isu pelanggaran HAM dan penculikan aktivis sangat kuat menerpa Prabowo. 

Meski begitu, kata Hashim, PDI Perjuangan (PDIP) dan Megawati masih tetap memilih Prabowo sebagai cawapresnya. Walaupun, pada Pilpres 2009 itu, Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono.

"Tahun 2009, Prabowo jadi cawapres Megawati Soekarnoputri. Kalau orang bicara pelanggaran HAM, penculikan, tahun 2009 itu PDIP dan Bu Mega sudah tahu semua. Namun, mereka tetap minta Pak Prabowo sebagai cawapres," jelas Hashim.