Mahfud MD: Kemerdekaan Kita Masih Tersandera oleh Perilaku Politik maupun Geopolitik
- Instagram Mahfud MD
Serang - Usai debat perdana calon presiden-calon wakil presiden peserta Pemilu Presiden 2024 pada Selasa malam, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sekaligus calon wakil presiden urut 3 Mahfud MD langsung keliling ke sejumlah lokasi di Provinsi Banten, Rabu, 13 Desember 2023.
Pertama, Mahfud menghadiri Seminar Kebangsaan di Universitas Faletehan, Cilegon, Serang, Banten. Hadir dalam kesempatan ini, politisi PDI Perjuangan Rano Karno, Rektor Universitas Faletehan, Prof. Andiko Nugraha Kusuma, dan sejumlah civitas akademika.
Di depan ratusan mahasiswa, Mahfud bicara tantangan menuju Indonesia Emas 2045 dari perspektif politik dan hukum. Indonesia Emas 2045, katanya, diharapkan betul-betul menjadi negara merdeka, bersatu, berdaulat, dan di dalamnya adil dan makmur.
"Sekarang ini kita sudah merdeka. Namun, kemerdekaan kita masih tersandera oleh perilaku politik maupun geopolitik dunia," kata Mahfud.
Ke depan, Indonesia sudah harus mampu menentukan posisi di kancah dunia. Indonesia 2045 harus sudah tidak ada orang miskin, tak ada pengangguran, lulusan SMA seluruhnya masuk ke perguruan tinggi, dan pada 2045 Indonesia akan menjadi negara keempat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Nah, prasyarat menuju itu, kata Mahfud, adalah demokrasi dan hukum yang baik. Demokrasi ditandai oleh Pemilu secara periodik. Pemilu memberi kesempatan kepada rakyat menilai dan memvonis pemimpinnya.
Zaman Orde Baru, asas Pemilu adalah langsung, umum, bebas, dan rahasia. Namun, di zaman Orde Baru, asas itu sekadar formalitas. Saat ini, Pemilu mengusung asas langsung, umum, bebas, dan rahasia, ditambah jujur dan adil.
"Pemilu Orde Baru dulu enggak adil. Setahun sebelum Pemilu sudah bisa ada hasilnya. Dulu selalu ada intimidasi. Direpresi dan ditekan. Kalau seniman diteror dan dikecilkan," tuturnya.
Nah, pada zaman reformasi ini, sudah ada instrumen hukum Pemilu yang lebih adil. Penyelenggara seperti Pemilu, KPU, Bawaslu, kini independen dipilih DPR. "Sehingga, kalau ada kecurangan, lebih banyak dilakukan kontestan. Ya, memang masih ada sih orang ndablek, bukan kontestan, ikut-ikutan merepsesi," tuturnya.
Yang kedua adalah penegakan hukum. Zaman Orde Baru, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) amat menjamur. Karenanya, praktik ini dikoreksi oleh reformasi.
"Sehingga setiap ada gejala muncul KKN, itu harus dilawan. Supaya kita tidak kembali lagi ke Orde Baru. Kalau SDA dikelola dengan baik, diberantas korupsinya, Indonesia Emas akan terwujud," yakinnya.
Indonesia bisa bubar jika hukum dan keadilan tidak ditegakkan. Kalau negara sudah berlaku tidak adil, maka potensi bubar akan makin besar.
"Negara tidak adil itu berarti disorientasi. Kalau dibiarkan muncul distrust atau ketidakpercayaan. Lalu muncul disobedience atau pembangkangan. Dan selanjutnya bisa disintegrasi," tegasnya.
"Semangat Fatahillah, adalah semangat melawan kesewenang-wenangan, penjajahan, dan ketidakadilan. Mahasiswa Universitas Faletehan harus terus menyuarakan penegakan hukum dan keadilan," katanya, penuh semangat.
Mahasiswa sebagai warga negara, Mahfud mengingatkan, punya hak memilih dalam sebuah proses Pemilu yang bermartabat, terbuka, jujur, dan adil.
"Saudara boleh memilih siapa saja. Tapi yang penting, memilih tidak dalam ancaman. Kampus harus terus menyuarakan Pemilu yang benar. Pemilu itu bukan memilih musuh, tetapi memilih kawan untuk memimpin. Dan yang terpilih harus didukung," pesannya.
Rektor Andiko bangga Universitas Faletehan dihadiri oleh Menko Polhukam. Mahasiswa diminta mencontoh sosok tegas, jujur, dengan track record panjang yang tidak pernah ada cacat.
"Insya allah Indonesia dapat mencapai Emasnya di 2045. Apalagi jika yang mengawalnya adalah sosok berintegritas seperti Pak Mahfud. Kepada mahasiswa, jadikan arahan Prof. Mahfud sebagai bekal ke depan," kata Andiko.
Setelah seminar ini, Mahfud menghadiri dialog dengan tokoh-tokoh masyarakat Banten di Rumah Pemenangan Ganjar Mahfud, Desa Warunggunung, Lebak, Banten. Selanjutnya dialog dan orasi kebangsaan dengan ulama se-Banten, di Pondok Pesantren Roudlotul Ulum, Cidahu, Cidasari Pandeglang Banten bersama Abuya Muhtadi.