Belasan Ribu Balita di Bogor Stunting, Legislator Golkar Dorong Peningkatan Konsumsi Ikan

Istimewa : Anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Ravindra Airlangga saat kampanye di Bogor
Sumber :
  • contributor

Bogor – Stunting pada anak masih menjadi isu yang mendapat perhatian banyak pihak di Indonesia, tak terkecuali wilayah Kabupaten Bogor yang mencatat pada 2023 jumlah stunting pada akhir tahun 2022 mencapai 18.666 balita atau sekitar 4,78%. Salah satu upaya mencegah stunting, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),  dari Fraksi Partai Golkar, Ravindra Airlangga mendorong peningkatan konsumsi ikan di Indonesia.

Menurut dia, konsumsi ikan memiliki banyak manfaat, antara lain untuk meningkatkan kecerdasan anak dan mencegah stunting. “Konsumsi ikan juga meningkatkan kecerdasan anak dan mencegah stunting,” ungkap Ravindra, di Bogor, Selasa 16 Januari 2024.

Ravindra menyampaikan, menurut Pemkab Bogor, jumlah stunting Kabupaten Bogor pada akhir tahun 2022 mencapai 18.666 balita atau sekitar 4,78%. Sampai tahun 2023, angka ini mengalami perbaikan dan saat ini turun menjadi 1,59% atau tersisa sekitar 6,231 balita dari total balita yang ada.

Kampanye cegah stunting di Bundaran HI, Jakarta. (Foto ilustrasi)

Photo :
  • VIVA/Aiz Budhi


Tokoh muda yang kembali maju sebagai calon anggota DPR RI dari Dapil Jawa Barat V  Kabupaten Bogor itu menjelaskan mengapa konsumsi ikan bisa meningkatkan kecerdasan anak dan mencegah stunting.


“Gizi ikan ini kaya dengan omega 3 yang bagus untuk meningkatkan IQ, anti oksidan, mengurangi resiko kanker, penyakit jantung, depresi, dan lainnya. Kandungan gizi lainnya meliputi protein, asam amino, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik untuk Kesehatan tubuh. Dengan berbagai macam produk olahan yang ada, maka ikan akan mudah dicerna dan diserap tubuh sehingga sangat berperan penting dalam meningkatkan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK)," Jelas Ravindra.

Ravindra menyebut ?angka konsumsi ikan nasional tahun 2023 mencapai 56,48 kg per kapita. Angka konsumsi ini tumbuh 2,39 persen dibanding tahun sebelumnya dan merupakan rekor tertinggi dalam satu dekade terakhir.

Meski demikian, menurut Ravindra, angka konsumsi ikan nasional ini masih di bawah negara tetangga kita seperti Malaysia, Singapura dan 1 yang rata-ratanya sudah mencapai sekitar 70-80 kg per kapita.

Ikan Hasil Tangkapan Nelayan. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • Antara/


Untuk itu, penggagas Yellow Clinic itu mendorong baik oleh pemerintah maupun lembaga terkait untuk melakukan sosialisasi makan ikan. Ini, menurut dia, penting untuk menghasilkan generasi emas, cerdas, dan unggul.

“Sosialisasi makan Ikan sangat penting dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya dalam rangka menghasilkan generasi emas, generasi cerdas dan generasi unggul,” kata jebolan Master of Science dari Johns Hopkins University tersebut.

Selain itu, Ravindra juga menilai sosialisasi makan ikan bisa menjadi wadah untuk meneguhkan identitas bangsa Indonesia yang hidup di atas kepulauan yang kaya akan sumber daya laut.

“Gerakan makan ini juga meneguhkan identitas kita sebagai bangsa dari negara kepulauan terbesar di dunia dan negara maritim. Fakta bahwa kondisi geografis Indonesia, sebanyak 75 persen wilayahnya berupa lautan. Kondisi geografis negara yang berupa kepulauan tersebut, juga didukung oleh potensi sumberdaya ikan yang besar. KKP mencatat bahwa potensi sumberdaya ikan kita mencapai 12,01 juta ton yang tersebar di 11 wilayah pengelolaan perikanan (WPP) dengan jumlah produksi nasional tahun 2022 mencapai 24,85 juta ton,” pungkasnya.