Nazaruddin Menyerang dengan Peluru Kosong

Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVAnews - Para petinggi Partai Demokrat mengaku kehilangan kontak dengan bekas Bendahara Umum, Muhammad Nazaruddin. Tetapi tiba-tiba, Nazaruddin mengeluarkan pernyataan yang langsung menyerang mantan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua DPR Pramono Anung.

Apakah Demokrat benar-benar kehilangan jejak Nazaruddin? Bagi Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Dodi Ambardi, langkah yang dilakukan Nazaruddin adalah kondisi psikologis orang yang terpojok.

"Dia menyerang dengan peluru kosong," kata Dodi Ambardi dalam perbincangan dengan VIVAnews.com. Dodi menilai, serangan yang disampaikan Nazarudin masih lemah dan perlu dibuktikan secara hukum. "Jangan hanya testimoni-testimoni saja."

Kemarin, Nazaruddin mempermasalahkan ucapan Pramono yang mengatakan Komisi Pemberantasan Korupsi bisa memanggil paksa dirinya. "Kok Pramono Anung serang saya? Waktu ibu Mega tidak datang dipanggil KPK. kok dia (Pramono) tidak suruh KPK jemput paksa ibu Megawati. Kok saya masih sakit diributkan," kata Nazaruddin dalam pesan lewat Blackberry Messenger yang diterima VIVAnews, kemarin.

Pramono sontak saja kaget mendengar tudingan Nazaruddin. "Hah? Maksudnya?" kata Pramono, kemarin. Menurut Pramono, persoalan Nazaruddin dengan Megawati tidak bisa disamakan.

Pernyataan Pramono diamini Dodi Ambardi. "Dalam kasus Nazarudin, dia merupakan pelaku utamanya sedangkan dalam Kasus Mega tidak demikian. Mega bukan aktor langsung," paparnya.

Di sisi lain, pernyataan Nazaruddin yang tiba-tiba mencuat itu dinilai hanya sebagai konsumsi politik semata. Yang menjadi pertanyaan baginya yaitu peran KPK. "KPK kan punya alat hukum, dan berwewenang untuk memaksa atau tidak seseorang dipanggil, jadi tinggal KPK," kata Dodi yang juga staf pengajar Universitas Gadjah Mada ini. (Laporan: Amal Anung | umi)