Wiranto: Threshold Berorientasi Partai Besar

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto.
Sumber :
  • VivaNews/ Nurcholis Anhari Lubis

VIVAnews - Partai Hanura menganggap wacana kenaikan parliamentary threshold, atau ambang batas suara parlemen dari 2,5 persen menjadi 5 persen itu hanya mementingkan partai-partai besar. Kenaikan ambang batas itu merupakan orientasi partai besar untuk lebih berkuasa.

"Itu omong kosong. Hanya orientasi partai besar saja," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura, Wiranto, di Kantor Pusat Hanura, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 9 Juli 2011.

Bagi Wiranto, penyederhanaan partai dengan cara menaikkan ambang batas bukan cara yang tepat. Kenaikan ambang batas yang besar ini justru akan merugikan rakyat.

Wiranto menilai, penyederhanaan partai dengan cara ini akan mengakibatkan banyak banyak suara rakyat yang akan hangus. Wiranto mengambil contoh pada Pemilu 2009, dengan ambang batas sebesar 2,5 persen saja suara rakyat yang hilang mencapai 19 juta suara.

"Idealnya, PT (parliamentary threshold) antara satu sampai dua persen. Itu masih dikompromikan" kata mantan Panglima ABRI ini. Meski demikian, Hanura menilai angka 3 persen adalah angka ideal.

Seperti diketahui, Partai Golkar mengusulkan ambang batas dinaikkan, dari 2,5 persen menjadi minimum 5 persen. Demokrat lebih lunak, tidak perlu sampai minimal 5 persen, tapi cukup 4,5 persen.

Tapi bagi PPP, angka 2,5 persen yang berlaku sekarang layak dipertahankan. Sedangkan menurut PKS, angka 3 persen merupakan angka kompromi alias jalan tengah.