"Dana ke Budi Mulya Perkuat Persepsi Publik"

Pramono Anung Wibowo
Sumber :
  • Antara/ Prasetyo Utomo

VIVAnews - Terkuaknya aliran dari Robert Tantular ke pejabat Bank Indonesia, Budi Mulya, menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Pramono Anung memperkuat persepsi publik bahwa ada yang mengambil manfaat dari bail out Bank Century.

"Mudah-mudahan dari temuan ini mengungkap hal lainnya yang masih gelap dan samar-samar," kata Pramono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 5 Oktober 2011.

Pramono menyatakan memang ada informasi seorang pejabat BI menerima dana dari pemilik Bank Century. Kemudian, "Ada pihak lainnya yang mengambil kebijakan. Internal dan eksternal," kata Pram.

Namun data resmi, kata Pram, baru diterima November nanti. DPR menunggu dokumen itu, "Untuk mengetahui siapa-siapa yang menerima aliran dana dari Robert dan lainnya mengenai kebijakan dari Bank Century pada waktu itu."

Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu hanya berharap, sebelum masa kerja Tim Pengawas Kasus Bank Century DPR berakhir Desember, ada sesuatu hal yang bisa dihasilkan. "Apa yang jadi keputusan paripurna DPR  bisa diselesaikan di antaranya soal aliran dana," katanya. (sj)

Pengacara Robert Tantular, Triyanto, sendiri telah mengakui bahwa kliennya meminjamkan uang Rp1 miliar kepada Budi Mulya pada Agustus 2008. Namun, dia membantah uang itu diambil dari Bank Century.  Robert mengambil uang dari perusahaan properti milik kliennya, PT CBI, untuk kemudian diserahkan kepada Budi Mulya yang terlilit masalah dalam proyek tanah di Kuningan, Jakarta.

Bank Indonesia sendiri mengungkapkan bahwa Budi Mulya sudah mengakui menerima pinjaman sebesar Rp1 miliar dari Robert Tantular. Padahal, kode etik BI melarang dewan gubernur berhubungan secara langsung dengan pemilik bank.

“Pak Budi Mulya pada penelitian internal mengakui mendapatkan pinjaman dari Robert Tantular,” ujar Kepala Biro Humas BI, Difi A Johansyah.