Survei: Duel Sengit PKS Versus PDIP di Pilkada Jateng
Minggu, 7 April 2013 - 12:35 WIB
Sumber :
- VIVAnews
VIVAnews - Menjelang Pilkada Jawa Tengah (Jateng), Media Survei Nasional (Median) mengadakan survei terkait popularitas para kandidat dan partai-partai pendukungnya.
Survei melibatkan 1.200 responden, menggunakan metode multistage random sampling secara propoorsional kepada para warga yang mempunyai hak pilih pada seluruh kabupaten hingga kecamatan di wilayah Jateng. Margin of error diperkirakan sekitar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Beberapa temuan penting antara lain di antara para kandidat Gubernur yang ada, tingkat popularitas Bibit Waluyo masih terartas, sebesar 80,8 persen, disusul Hadi Prabowo dengan raihan (65 persen) dan Ganjar Pranowo (63 persen).
Baca Juga :
Survei melibatkan 1.200 responden, menggunakan metode multistage random sampling secara propoorsional kepada para warga yang mempunyai hak pilih pada seluruh kabupaten hingga kecamatan di wilayah Jateng. Margin of error diperkirakan sekitar 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Beberapa temuan penting antara lain di antara para kandidat Gubernur yang ada, tingkat popularitas Bibit Waluyo masih terartas, sebesar 80,8 persen, disusul Hadi Prabowo dengan raihan (65 persen) dan Ganjar Pranowo (63 persen).
Menurut Direkur Eksekutif Median, Rico Marbun, dalam keterangannya kepada
VIVAnews
Minggu 7 April 2013, popularitas Bibit Waluyo tidak terlepas dari kedudukannya selaku incumbent.
Namun menurut Rico, popularitas Bibit tidak berbanding lurus dengan hasil evaluasi terhadap incumbent. "Dari evaluasi terhadap kinerja incumbent, ditemukan bahwa hanya 40 persen saja publik Jateng yang puas, sedangkan 37 persen tidak puas, dan sisanya tidak tahu," kata Rico.
Selain itu, survei juga menemukan bahwa 51,35 persen responden menginginkan Bibit diganti dan 37 persen menginginkan Bibit tetap memimpin, sedangkan sisanya tidak tahu.
Rico menjelaskan, survei yang dilakukan selama 23 Maret - 3 April ini juga merekam beberapa faktor yang menjadi pertimbangan publik dalam memilih para kandidat. Hasilnya, kandidat yang merakyat masih menjadi faktor pertimbangan utama (27,4 persen). Pertimbangan terbesar kedua adalah faktor hasil kerja yang terbukti nyata (18,6 persen). Selebihnya adalah faktor cerdas (8,1 persen) dan jujur/bersih (7,1 persen).
"Selain itu, survei juga coba merekam sejauh mana faktor Jokowi effect berpengaruh terhadap pilihan publik, namun pertimbangan karena faktor dukungan Jokowi hanya 1,1 persen. Selain itu, faktor dukungan Megawati juga sangat kecil sekali, yaitu hanya 0,4 persen," kata Rico.
Faktor dukungan Wakil Gubernur Jateng, Rustriningsih, menurut Rico, justru yang dapat menentukan peningkatan elektabilitas para kandidat dalam pilkada ini. "Sebagian besar masyarakat Jateng, lebih dari 70 persen, menilai Rustriningsih diperlakukan tidak adil oleh PDIP. Endorsement dari Rustringsih terhadap salah satu kandidat akan menambah dukungan suara tinggi untuknya," ucap dia.
Dari sisi partai politik, lanjut Rico, survei menemukan urutan partai politik yang akan dipilih oleh masyarakat Jateng jika pemilu diadakan saat ini. Dalam survei ditanyakan, partai apa yang dipilih bila pemilu legislatif diadakan saat ini? PDIP masih di urutan pertama dengan perolehan 15,1 persen, Golkar menduduki peringkat kedua denga 11,2 persen, disusul PKS (10,4 pesen), Gerindra (8,2 persen), PKB (8,1 persen), dan PPP (7,7 persen).
Menurut Rico, ada kecenderungan partai-partai pendukung Hadi Prabowo seperti PKS, Gerindra, PKB, PPP, dan Hanura mengalami kenaikan elektabilitas dibanding hasil perolehan suara di pemilu 2009 lalu. Sedangkan partai-partai pendukung Bibit yaitu Partai Demokrat terjun bebas dari 15,5 persen, menjadi 5 persen, dan Golkar turun dari 12,8 persen menjadi 11,2 persen.
"Jadi, Bibit sementara ini hanya bisa mengandalkan popularitas pribadinya, mengingat mesin Partai Demokrat sedang tidak efekif berjalan dan Golkar mengalami penurunan," kata Rico.
Sedangkan Hadi Prabowo harus ditopang oleh mesin partai pendukungnya yang kecenderungan meningkat. Begitu juga Ganjar Pranowo yang popularitasnya masih kecil, dipastikan akan berutmpu pada mesin PDIP yang memiliki basis kuat di Jateng.
Menurut Rico, dilihat dari tren peningkatan suara partai-partai tersebut, PKS bekerja lebih efektif dalam meningkatkan elektabilitasnya hingga menduduki peringkat ke-3 di Jateng.
"Bisa dikatakan bahwa dalam Pilkada Jateng ini, diperkirakan akan terjadi pertempuran antara dua mesin partai, yaitu PKS yang saat ini tren-nya meningkat, berhadapan dengan PDIP yang basisnya telah lama kuat di Jateng," kata Rico.