Mega Klaim Bisa Terawang Calon Kepala Daerah Potensi Menang
- ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengaku bisa menerawang calon kepala daerah yang berpotensi menang dan sebaliknya.
Megawati juga mengklaim mampu menilai kader-kadernya yang bakal maju dalam Pilkada serentak pada Desember 2015 memiliki peluang menang atau kalah. Dia mengibaratkan matanya seperti mesin pemindai yang mampu melihat bagian terdalam karakter seseorang.
"Mata saya jutaan orang yang saya rekam. Jadi kayak sensor, scan. Rata-rata langsung saya hitung mana yang jadi, mana yang tidak," ujarnya di depan ratusan calon kepala daerah yang diusung PDIP dalam pembukaan Sekolah Partai di Jakarta, Minggu, 28 Juni 2015.
Megawati mengatakan, kemampuan itu ia dapat tidak dengan cara instan, melainkan ditempa pengalaman yang panjang, terutama saat jatuh-bangun melawan penguasa Orde Baru. Pengalaman bertemu banyak orang dan banyak karakter itulah yang menajamkan nalurinya, sehingga dapat menilai potensi kader.
"Bukan sombong karena terlalu banyak tugas saya merekomendasi orang. Jadi saya tahu dari pancaran mata, body language (sikap) sangat jelas mana yang jadi, mana yang tidak, setengah-setengah begitu," ujarnya menambahkan.
Megawati mengimbau kader-kader yang berniat maju dalam Pilkada agar berpikir ulang atau mempertimbangkan dengan matang. Sekali berniat maju, jangan sampai mundur, melainkan terus berjuang sampai menang. "Begitu masuk lapangan, terjun, kerja. Jangan lihat kiri dan kanan," katanya.
Ketika bertarung di Pilkada, para kader harus kuat dan bisa melawan setiap musuh yang mencoba menghalangi. Kader diminta tak mudah mengeluh melainkan harus bertarung dengan sekuat tenaga dan kemampuan. "Tanpa semangat juang, biasanya sudah setengah kalah."
Kader petarung
Megawati mengaku salut pada sejumlah kadernya yang berkarakter petarung atau pantang menyerah. Mereka yang berbekal modal yang sangat minim tapi bersikeras berjuang dan tidak sedikit yang menang.
"Yang penting kita bukan masalah uang. Saya mengatakan dana perlu tetapi bukan yang paling pokok. Yang pokok adalah perjuangan, daya juang kita," ujarnya.
Dia juga mewanti-wanti semua kader tak berpikir mencari keuntungan finansial dari proses politik di partai maupun dalam Pilkada. Apalagi sampai nekat berutang demi menjadi kepala daerah.
"Beberapa orang sebagai calon, sampai mohon maaf bukan menakuti tapi kejadiannya benar meninggal. Setelah ditelusuri dia meminjam uang menggadaikan barang dan sebagainya. Jadi lebih baik enggak usah. Yakin saja."
(mus)