Temui Jokowi, Mbah Moen Ingat Soeharto

Presiden Joko Widodo (kanan) dan Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi (kiri).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf/

VIVA.co.id – Ulama panutan, salah satu pendiri cikal bakal Partai Persatuan Pembangunan (PPP), KH Maimoen Zubair, menemui Presiden Joko Widodo hari ini. Tokoh ulama yang kerap disapa Mbah Moen itu mengatakan memilih sowan hari Jumat karena hari yang sama saat dirinya sowan dengan Presiden Soeharto dahulu.

"Saya di sini hari Jumat ini, dulu waktu zaman Presiden Soeharto itu sowan juga hari Jumat juga mendoakan dan menitipkan supaya tetap bahwa Islam itu tidak dipisahkan dengan kepentingan-kepentingan bangsa," jelas Mbah Moen di Istana Negara, Jakarta, Junmat 12 Februari 2016.

Dia mengatakan, Islam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan berbangsa bahkan Islam harus berkontribusi positif di dalamnya. Pengasuh dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, ini menyesalkan adanya kelompok-kelompok radikal yang merusak kedamaian berbangsa dan bernegara selama ini.

"Itu semua tidak dibenarkan. Harus menjunjung bangsa ini karena menjunjung bangsa adalah bagian dari ajaran agama Islam," katanya.

Disinggung soal Muktamar islah PPP, dia mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus PPP dan pemerintah. Namun hal tersebut katanya tak dibahas dalam pertemuan singkat dengan Presiden Jokowi.
 
Mbah Moen datang ke Istana didampingi Politikus PPP, Arwani Thomafi. Maimun Zubair lahir di Rembang, 28 Oktober 1928. Dia merupakan pemimpin Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang. Dalam karier politik, Mbah Moen merupakan ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan. Sementara itu, dia juga pernah menjadi anggota DPRD dan anggota MPR utusan Jawa Tengah.