Hadapi Pilkada DKI 2017, Ini Persiapan PDIP
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan (Depok)
VIVA.co.id – Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 mulai memanas. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pun telah menghimpun kekuatan, dengan menggelar pelatihan manajer kampanye.
Kegiatan yang dibuka oleh Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, ini dihadiri ratusan perwakilan kader PDIP dari 101 daerah. Dalam pertemuan di markas DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Hasto secara gamblang membeberkan strategi pemenangan PDIP dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Dalam pelatihan ini, para kader PDIP diajarkan tentang strategi pemenangan Pemilu, membaca peta dan dinamika politik melalui survei, strategi perang dan bagaimana menggunakan sumber daya partai yang terbatas, serta keterampilan teknis lainnya.
"Bicara Pilkada DKI, kita punya 28 kursi di DPRD DKI. Jangan kita sia-siakan. Kita tahu pas bu Mega ulang tahun, pak Ahok dapat potongan tumpeng, itu adalah sebuah kehormatan, kita tahu arahnya," ujarnya, Selasa, 5 April 2016.
Namun, Ahok tak mau mengikuti mekanisme pencalonan kepala daerah yang digariskan PDIP. Ahok memilih maju independen. Biar begitu, PDIP tak mengurangi dukungan politik terhadap Ahok dalam menjalankan pemerintahan saat ini.
"Tapi kemudian pak Ahok pilih jalan perorangan kita hargai. Bahkan ditegaskan bu Mega kita keluarkan surat instruksi, kita tidak akan mengurangi dukungannya bersama pak Djarot dalam kepemerintahan. Kita tetap berkomitmen untuk menjaga pemerintahan meski pak Ahok memilih jalur perorangan," kata Hasto.
"Ibu Mega menginstruksikan untuk turun ke bawah mendengarkan aspirasi rakyat dan menggalang kekuatan rakyat. Jika Pilgub dilaksanakan saat ini, maka kekuatan PDIP 26,28 persen. Kami membagi tugas untuk turun ke bawah. Itulah skala prioritas," ujarnya menambahkan.
Hasto menegaskan, pihaknya tidak ingin Jakarta panas terlalu awal. Jakarta adalah tolak ukur demokrasi. Pendidikan partai sekarang jadi pusat perhatian DPP PDI Perjuangan.
"Melalui pendidikan politik inilah partai membentuk kekuatan politik yang idiologis, militan dan fungsional di tengah masyarakat. Serta mampu menjadi inspirasi bagi pergerakan masyarakat," katanya.
Saat ini, lanjut Hasto, peran partai politik disorot masyarakat luas karena dianggap tidak memiliki daya kreatif untuk membangun iklim politik yang positif bagi rakyat banyak.
"Korupsi adalah salah satu penyakit yang harus kita perangi. PDI Perjuangan menjawab kritikan masyarakat tersebut. Kritikan kita nilai sebagai bentuk sodoran kegelisahan rakyat. Dan melalui kritik inilah PDI Perjuangan melakukan otokritik untuk terus memperbaiki diri."
(mus)