Penangkapan Samadikun, Posisi Tawar Indonesia di Mata China

Koruptor BLBI Samadikun Hartono (tengah), saat dipulangkan ke Tanah Air, Kamis (21/4/2016).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA.co.id – Guru Besar Universitas Pertahanan, Prof Dr Salim Said mengatakan, penangkapan koruptor Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), Samadikun Hartono merupakan suatu keputusan politik yang penting dari pemerintah. Hal tersebut bisa terjadi tak terlepas dari posisi tawar Indonesia terhadap China.
 
"Penangkapan Samadikun merupakan keputusan politik Indonesia. Di mata China,Indonesia punya modal untuk melakukan negosiasi, contohnya berbagai proyek pembangunan transportasi kereta cepat. Berbeda dengan Singapura yang tidak ada deal dengan Indonesia," kata Said dalam diskusi Perspektif Indonesia di Jakarta Pusat, Sabtu 23 April 2016.

Menurut Salim Said, hubungan politik kedua negara sangat kental dengan persoalan bisnis. Perspektif kerja sama yang saling menguntungkan membuat China menjadikan Indonesia mitra penting sehingga otoritas negara tersebut langsung sepakat membantu pengembalian
koruptor kelas kakap itu.  

Dia mengatakan, penangkapan Samadikun dan koruptor lainnya sebenarnya bukan hal sulit, asalkan Indonesia punya modal politik dengan negara-negara, tempat koruptor bersembunyi.

"Pada dasarnya China tidak punya kepentingan terhadap kasus  Samadikun. Selama belasan tahun ini dia sangat bebas bersembunyi di China. Sekarang dalam pemerintahan Jokowi, ketika China
punya banyak proyek di Indonesia, maka penangkapan Samadikun jadi hal yang mudah," kata Said.

Laporan: Dinia Adrianjara