Upaya Pembebasan Sandera Sebaiknya Tertutup

Muhammad Sofyan dikawal polisi Filipina setelah berhasil meloloskan diri dari Abu Sayyaf.
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVA.co.id – Setelah dua orang berhasil kabur dari penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf, kini tersisa delapan yang masih disandera. Kementerian Luar Negeri mengklaim telah melakukan berbagai strategi, salah satunya melalui tingkat diplomasi.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menilai, pemerintah memang harus melakukan upaya-upaya yang terkadang dilakukan secara tertutup. "Jadi tidak dibuka kepada publik, sehingga bisa segera terselesaikan," kata TB di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 24 Agustus 2016.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini juga mengakui upaya pembebasan ini memerlukan waktu setapak demi setapak. Termasuk juga pengerahan pasukan yang berisiko tinggi. "Itu mungkin jalan yang sangat terakhir setelah semua prosedur sudah dilalui misalnya, izin. Yang kedua itu juga misalnya ada jaminan bahwa ketika dikerahkan pasukan, itu sanderanya selamat," ujarnya menambahkan.

Mengenai kabar bahwa kelompok Abu Sayyaf terbelah, TB mengakui hal itu bisa membuat mereka lemah. Namun TB tetap menilai kelompok separatis seperti Abu Sayyaf itu sering tidak mengenal garis komando, sehingga sulit diterka. "Saya kira bisa dilihat ya, kalau terbelah berarti jumlah kekuatan yang dihadapi akan lebih sedikit karena terpecah. Tetapi ketika dilakukan pendekatan, akan leboh sulit karena tidak mengenal garis komando." 

Sebelumnya, pihak Kemlu RI menyatakan telah melakukan berbagai strategi. Menlu Retno Marsudi juga mengatakan, bahwa pihaknya selalu meminta Pemerintah Filipina untuk mengambil langkah tegas agar segera menyelamatkan sandera.

(mus)