Sikap Mbalelo Itu Tradisi di Golkar

Kampanye Partai Golkar
Sumber :
  • flickr.com

VIVA.co.id – Partai politik telah mengumumkan pasangan yang akan mereka dukung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti. Hasilnya, tiga pasang mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta.

Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Pasangan Ahok-Djarot diusung PDIP, Golkar, Nasdem, dan Hanura. Agus-Sylviana mendapatkan dukungan Partai Demokrat, PAN, PKB, dan PPP. Sedangkan Anies-Sandiaga didukung Gerindra-PKS.

Namun dalam perjalanan, banyak kader partai justru mbalelo, dan menolak mengikuti keputusan partai dengan menyatakan dukungannya pada pihak lain.

Salah satunya adalah kader Partai Golkar Sirajuddin Abdul Wahab. Bukannya mendukung Ahok-Djarot, dia malah membentuk Agus Harimurti fans club

Menurutnya, sikap ini bukan pembelotan terhadap keputusan partai, karena banyak pendahulunya juga berbuat demikian pada pelaksanaan pemilu sebelumnya, terutama saat Pemilu 2014 lalu.

Kala itu banyak kader menolak mengikuti instruksi partai untuk mendukung calon yang didukung Golkar, yaitu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Sebab, ada kader Golkar yang menjadi pesaing pasangan ini, yaitu Jusuf Kalla.

"Buktinya mereka (kader yang menolak) sampai sekarang masih di Golkar," ujar Sirajuddin dalam perbincangan dengan tvOne, Rabu, 28 September 2016.

Dia bilang perbedaan sikap adalah hal biasa di Golkar, sehingga sikap mbalelo itu menjadi seperti budaya di partai berlambang beringin itu. "Itu sudah tradisi di Golkar," lanjutnya.

Dia juga menolak disebut sebagai pengkhianat terhadap keputusan partai. Dia menilai perbedaan sikap itu bagian dari demokrasi dan mestinya tidak dipermasalahkan. "Kategori pengkhianat seperti apa?"