Sibuk Urusi Fahri Hamzah, PKS Bisa Bubar

Para Petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Sumber :
  • ANTARA/Indrianto Eko Suwarso

VIVA.co.id – Konflik yang terjadi antara Partai Keadilan Sejahtera dan Fahri Hamzah diprediksi bakal mengancam posisi partai pimpinan Sohibul Iman itu pada Pemilu 2019.

Pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menilai, elite PKS terlalu banyak buang energi untuk mengurusi Fahri ketimbang ceruk potensial magnet elektoral pada Pemilu 2019.

"Bukan tidak mungkin PKS tidak lolos parliamentary threshold, partai bubar tanpa dibubarkan karena nahkoda partai sibuk menyebarkan surat dan taklimat melarang kader berinteraksi, berkomunikasi dengan mengasingkan Fahri," kata Pangi, Sabtu 17 Desember 2016.

Direktur Eksekutif Voxpol Center itu menduga, ada hal aneh atas sikap yang ditunjukkan PKS karena lebih sibuk mengurus level hilir ketimbang level hulunya. Respons elite partai itu menyusul upaya banding atas kekalahan PKS terhadap gugatan Fahri Hamzah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Memaksakan melanjutkan konflik destruktif dengan mengajukan banding, nampak seolah-olah petinggi PKS tak penat berkonflik. Ada kesan alergi islah karena gengsi kalah dengan Fahri Hamzah," ujarnya.

Pangi mengatakan, ada beberapa hal yang perlu dicatat. Pertama kemenangan Wakil Ketua DPR itu melawan PKS di PN Jakarta Selatan, otomatis pemecatannya tidak sah, selanjutnya menutup pintu masuk islah dan ijtihad politik baru. Sayangnya, kata dia, elite partai juga tak menghendaki islah dengan Fahri.

"Apakah mencerminkan akhlaqul karimah dan ukhuwah Islamiyah? Kontraproduktif mengukuhkan jati diri sebagai partai dakwah yang tangguh, cerdas, profesional serta berkhidmat untuk rakyat," katanya.

(mus)