Tokoh NU Didorong Maju Pilpres 2019

Nahdlatul Ulama. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA - Sekelompok pemuda yang menamakan diri sebagai Generasi Milenial Nahdlatul Ulama mendorong tokoh NU menjadi presiden pada Pemilu 2019 serta gubernur dan bupati pada Pilkada Serentak 2018. Mereka menilai representasi NU sebagai kombinasi kekuatan nasionalis dan agama dalam kepemimpinan nasional harus ada.

“Kami mengusulkan dan meminta agar dalam formasi kepemimpinan di 2019 ada tokoh NU yang menjadi calon presiden atau calon wakil presiden,” kata Koordinator Generasi Milenial NU Provinsi NTB, Muhammad Akbar Jadi, dalam keterangan persnya, Jumat, 24 November 2017.

Akbar menuturkan presiden dan wakil presiden bukan hanya kepala negara dan pemerintahan. Mereka adalah simbol dan wajah terdepan Republik ini. Sedangkan, menurutnya, NU yang berkarakter ramah, lembut dan persuasif, harus menjadi bagian dari wajah itu. Apalagi, dia mengatakan NU adalah juga wajah dari mayoritas rakyat Indonesia yang 80 persennya beragama Islam.

“Menempatkan tokoh NU sebagai pemimpin nasional berarti menggenapkan keterwakilan atas 3 hal, keterwakilan dari segi jumlah, kelompok dan karakter. Ini adalah wajah Republik yang ingin kami lihat di tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Oleh karena itu, Akbar mendesak para kiai dan ulama yang tengah berkumpul dalam Musyawarah Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Mataram, NTB, saat ini mempertimbangkannya. Baginya, merekomendasikan tokoh NU menjadi calon pemimpin di 2019 bukanlah hal yang berlebihan. Bukan juga berarti NU terlibat dalam politik praktis.

“NU bukan partai. NU adalah penyambung lidah puluhan juta umat, yang mayoritas masih miskin. Sangat wajar jika NU ingin memastikan bahwa kepemimpinan mendatang bisa dinikmati sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umat dan bangsa,” tutur dia.