Syarat Jadi Sekjen Golkar: Bukan Kutu Loncat

Ilustrasi Penutupan Munaslub Partai Golkar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok A

VIVA – Kader Partai Golkar yang akan menjabat Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) masih teka-teki. Sejauh ini sudah muncul beberapa nama kader yang digadang-gadang menjadi sekjen seperti Ibnu Munzir, Letjen (Purn) Eko Wiratmoko, dan Letjen (Purn) Lodewijk Freiderich Paulus.

Politikus senior Golkar, Zainal Bintang, mengingatkan Ketua Umum Airlangga Hartarto agar hati-hati dalam menentukan Sekjen Golkar. Ia meminta agar Airlangga memperhatikan keaktifan calon figur di kepengurusan DPP Golkar.

"Syarat penting yang sangat penting untuk Sekjen, ya pernah menjadi pengurus DPP paling tidak satu periode," kata Bintang kepada VIVA, Rabu, 3 Januari 2018.

Terkait nama yang muncul, ada Letjen (purn) Eko Wiratmoko dan Letjen (Purn) Lodewijk yang belum aktif dalam kepengurusan di DPP Golkar. Bila aktif, keduanya hanya terhitung dalam beberapa bulan terakhir.

Syarat lain, kata dia, untuk menjadi Sekjen Golkar harus memenuhi standar formal yaitu memenuhi syarat PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela). Menurutnya, syarat ini penting, karena ada juga pengurus DPP Golkar yang berstatus "kutu loncat".

"Kami menolak calon pengurus DPP yang berkategori kutu loncat. Terlebih untuk jabatan sekjen, no way untuk kutu loncat," kata Bintang.

Ia juga menegaskan bahwa sosok figur Sekjen Golkar mesti sosok yang sejalan dengan Airlangga sebagai ketua umum.

"Sebaiknya orang yang satu bahasa dengan ketum dan orang yang dipercaya ketum, Tapi tunggulah pengumuman dari AH sebagai ketua formatur tunggal,” ujarnya
    
Sejak Airlangga Hartarto terpilih sebagai Ketua Umum Golkar menggantikan Setya Novanto, kepengurusan DPP yang direvitalisasi belum diumumkan. Hasil dari Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), Airlangga menjadi Ketua Umum Golkar hingga 2019. (ase)