Redam Dampak Normalisasi Suku Bunga, Bank Setral AS Klaim Transparan

President dan Chief Executive Officer of the Fed Bank of New York, John Carroll
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Kebijakan normalisasi moneter Bank Sentral Amerika Serikat dengan mengerek suku bunga acuannya, terus memengaruhi perkembangan perekonomian global. Hal itu ditunjukkan dengan volatilitas mata uang global yang terus melemah atau bergejolak akibat terus menguatnya mata uang dolar.

President dan Chief Executive Officer of the Federal Reserve Bank of New York, John Carroll Williams menegaskan, pihaknya menyadari bahwa kebijakan mereka untuk menaikkan suku bunga acuan dan normalisasi neraca keuangan (balance sheet) memang berdampak terhadap negara-negara lain. Mengingat akibat sudah terglobalisasinya perekonomian global.

Namun begitu dia juga menegaskan, hal itu pada dasarnya juga memberikan dampak lanjutan bagi perekonomian AS sendiri. Sehingga, ditegaskannya bahwa dampak itu pun menjadi tantangan tersendiri bagi perekonomian mereka.

Karena itu, kami mencurahkan banyak usaha untuk memantau dan menganalisis perkembangan di seluruh dunia untuk memahami bagaimana tindakan kami memengaruhi ekonomi global dan secara tidak langsung juga memberi kan dampak lanjutan ke ekonomi kita sendiri," katanya di Hotel Conrad, Nusa Dua, Bali, Rabu 10 Oktober 2018. 

Untuk mengantisipasi dampak tersebut, John mengungkapkan, The Fed pada dasarnya telah melakukan dua strategi supaya kebijakan normalisasinya tidak berdampak signifikan terhadap negara-negara emerging market, yaitu normalisasi akan dilakukan secara bertahap, serta akan terus melakukan komunikasi transparan terhadap bank sentral seluruh dunia mengenai perkembangan perekonomian amerika sendiri. 

"Kedua hal ini diharapkan dapat mengurangi dampak global spillover. Selain itu, kami secara aktif terlibat dengan rekan-rekan internasional di berbagai forum, seperti hari ini. Pertukaran ini membantu kami memahami kondisi ekonomi dan keuangan yang memengaruhi wilayah kami masing-masing dan memberikan kesempatan untuk berbagi perspektif dan wawasan,"katanya.

"Pelajaran utama tentang pembuatan kebijakan di dunia yang saling berhubungan adalah bahwa transparansi dan jalur komunikasi terbuka sangat penting untuk meminimalkan kesalahpahaman, gangguan pasar, dan volatilitas yang dapat mengganggu tujuan bersama kita memiliki ekonomi yang kuat dan stabil," tambahnya.