Kuasai 51 Persen Saham Freeport, Aset Inalum Capai Rp162 Triliun

Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin (kiri) berjabat tangan dengan Direktur Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas (kanan) sebelum mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum menorehkan total aset hingga akhir tahun 2018 sebesar Rp162 triliun. Capaian ini melesat 74 persen dibandingkan dengan total aset di akhir tahun 2017 yang sebesar Rp93,2 triliun.

Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, menjelaskan, lonjakan aset ini terjadi lantaran proses pembelian saham Freeport menggunakan surat utang luar negeri. Jumlah aset itu termasuk total aset dari anggota Holding BUMN Tambang.

Awalnya, kata dia, aset PT Inalum pada tahun 2016 atau sebelum Holding hanya sekitar Rp23 triliun. Lantas setelah proses inbreng Holding BUMN Tambang meningkat menjadi Rp93 triliun.

"Tahun lalu sesudah beli Freeport jadi Rp162 triliun. Lumayan, tumbuh dari  Rp23 triliun ke 162 triliun (dalam) 18 bulan," kata dia di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat 1 Februari 2019.

Ia menegaskan bahwa aset Rp162 triliun itu tidak menghitung seluruh aset milik Freeport. Angka tersebut hanya merujuk pada porsi 51 persen saham Freeport yang dikuasai Inalum. "(Aset) iItu hanya porsinya kita (di Freeport)," jelas dia

Sedangkan, untuk kinerja Inalum sendiri pada tahun 2018 cukup bagus. Inalum membukukan pendapatan mencapai Rp64,3 triliun atau naik dari 2017 yang sebesar Rp42,7 triliun.

Untuk laba bersih 2018, Inalum pun berhasil meraup Rp8 triliun. Angka ini melesat lantaran harga barang tambang yang juga sedang naik.  "(laba naik) Di atas 30 persen karena harga (barang tambang) bagus," jelasnya.