Jokowi Geram soal Kebijakan Investasi, Menkeu Ungkap Terobosan Baru

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Presiden Joko Widodo geram dengan kebijakan investasi di Indonesia yang masih belum 'nendang'. Padahal menurut Jokowi, investasi adalah salah satu kunci utama menyelesaikan permasalahan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan selain ekspor. 

Hal ini disampaikan Jokowi kepada para jajaran menteri kabinetnya dalam rapat terbatas di kantor presiden sekaligus meminta adanya terobosan baru. Bahkan, ia menekankan bahwa rapat yang membahas kebijakan investasi, ekspor dan perpajakan hari ini adalah yang keenam kalinya. 

Usai rapat tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa untuk menciptakan terobosan baru pemerintah harus betul-betul melihat per industri dan per lokasi. Misalnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sudah mengidentifikasi kebutuhan tujuh sektor industri yang potensial. 

"Nanti masing-masing memiliki persoalan-persoalan, jadi kita akan melakukan follow up kebutuhan seperti industri makan-minum, tekstil, otomotif, elektronik, kimia, itu semuanya memiliki perbedaan dari sisi karakteristik kebutuhan mereka," ucap Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 19 Juni 2019. 

Terobosan kedua, lanjut Sri Mulyani, adalah dari sisi perpajakan. Jokowi, dikatakannya, meminta agar ada fasilitas yang tidak hanya instrumen, namun bisa berjalan di lapangan.

"Jadi kalau seandainya penurunan seperti tax holiday, tax allowance atau bahkan rencana kita untuk melakukan perubahan UU PPh, supaya tarifnya lebih rendah. Itu sekarang sedang di-exercise seberapa cepat dan itu sudah betul-betul harus dihitung," lanjutnya. 

Untuk persoalan defisit transaksi berjalan atau CAD, Sri Mulyani mengatakan bahwa Jokowi mengharapkan seluruh pihak bisa bekerja sampai level implementasi alias tidak hanya berhenti setelah mengeluarkan kebijakan. 

"Juga minta agar berbagai trade representative kita di luar negeri, bisa betul-betul menjadi agen yang bisa buka pasar," ucapnya. 

Selain investasi, ia mengatakan, akan dilakukan terobosan dari ketenagakerjaan untuk menciptakan industri yang banyak menyerap tenaga kerja.  "Karena bapak mengharapkan yang labour incentive yang lebih banyak (menyerap tenaga kerja)," tuturnya.