Bidik 44 Juta Pengguna di Akhir 2019, Begini Strategi Bisnis LinkAja
- wartaekonomi
Platform dompet digital yang dikembangkan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), LinkAja, ditargetkan akan mempunyai 44 juta pengguna hingga akhir tahun 2019 mendatang. Angka tersebut berjumlah dua kali lipat dari pengguna LinkAja saat ini yang mencapai 22 juta pengguna.
CEO Finarya, Danu Wicaksana, menyebutkan bahwa saat ini rata-rata nilai transaksi LinkAja mencapai Rp1 miliar per hari. Pihaknya optimis, LinkAja mampu tumbuh dan menjadi aplikasi pembayaran digital nomor satu di Indonesia.
Ia menyebutkan, ada beberapa strategi yang telah Finarya persiapkan guna mendorong transaksi masyarakat melalui LinkAja, salah satunya dengan masuk ke segmen ritel.
"Segmen food and beverage sebenarnya porsinya sedikit sekali di kami, cuma sekitar 15%. Yang besar justru dari payment point online bank untuk pembelian pulsa, data, token listrik, dan bahan bakar," imbuh Danu kepada media, Jakarta, Rabu (03/07/2019).
Kemudian, LinkAja juga berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, terutama yang berada di pelosok desa sehingga nantinya tidak akan terkonsentrasi di pusat kota saja.
Strategi berikutnya yang sudah mulai diterapkan LinkAja, yaitu pada segmen transportasi, di mana masyarakat dapat menggunakan LinkAja dalam melalukan pembayaran transporasi publik, seperti KRL, MRT, dan LRT.
"Kami nanti akan memproduksi stiker QR code yang bisa ditempel di mobil pengguna, nanti di gerbang tol, Jasa Marga akan memasan mesin untuk memindai stiker tersebut," sambungnya.
Tak berhenti di sana, LinkAja juga memperluas jangkauan dengan masuk ke bisnis remitansi. Dengan LinkAja, pekerja migran Indonesia yang berada di luar negeri dapat bertransaksi melalui platform LinkAja.
Beberapa negara yang menjadi bidikan pasar bisnis remitansi LinkAja, yaitu Singapura, Malaysia, Taiwan, dan Hong Kong.