Pemerintah Geber Pembangunan di Asmat Papua, Apa Saja

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
Sumber :
  • Kemenhub

VIVA – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meningkatkan konektivitas dari dan ke Kabupaten Asmat, Papua. Konektivitas itu dibangun dengan mempercepat pembangunan infrastruktur maupun prasarana transportasi

“Kita terus melakukan peningkatan infrastruktur transportasi di Asmat secara keseluruhan. Kita tahu di Asmat ini ada Bandara Ewer, Pelabuhan Agats dan infrastruktur transportasi lainnya. Kita ingin bangun infrastruktur di sini agar seluruh Indonesia mengetahui Asmat,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dalam keterangannya dikutip dari laman setkab.go.id, Senin 27 September 2021. 

Kata Budi, rencana itu juga dikuatkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Budi mengungkapkan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mengembangkan Bandar Udara (Bandara) Ewer agar lebih memenuhi aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.

Pembangunan pun sebut dia harus dengan memperhatikan kearifan lokal. 

“Kita bangun bandara ini dengan desain mengusung kearifan lokal. Kita buat ukiran khas budaya Asmat, dan interior terminal yang lebih cantik, yang diharapkan menjadi daya tersendiri bagi para wisatawan. Tahun depan masih akan terus kita kembangkan,” ujarnya. 


Saat ini saja papar Budi, Bandara Ewer sudah memiliki landas pacu atau runway sepanjang 1.650 meter yang sudah mampu didarati pesawat sejenis ATR-72. Selain itu, bandara ini memiliki apron seluas 90 x 70 meter dan gedung terminal seluas 576 meter persegi. Selain mengembangkan bandara, Budi menjelaskan, pihaknya juga tengah melakukan peningkatan konektivitas melalui transportasi laut dan penyeberangan. Dia ingin, Pelabuhan Agats yang ada di wilayah ini menjadi pelabuhan penghubung dari trayek kapal tol laut. 

“Saya sudah instruksikan pak Dirjen Perhubungan Darat untuk memastikan Pelabuhan Agats menjadi penghubung angkutan logistik dari Surabaya melalui kapal Tol Laut. Lalu dilanjutkan dengan kapal-kapal yang lebih kecil membawa logistik melalui sungai-sungai ke wilayah tengah Papua seperti Dekai, Yahukimo, Nduga, dan sekitarnya. Sehingga barang-barang bisa sampai ke saudara-saudara kita yang ada di puncak pegunungan,” ujarnya.