Sosok Cucu Luhut, Faye Simanjuntak yang Masuk Forbes 30 Under 30

Faye Simanjuntak
Sumber :
  • Istimewa/rumahfaye.or.id

VIVA – Nama Faye Simanjuntak tiba-tiba menjadi perbincangan di media sosial Twitter. Perempuan berusia 19 tahun lagi dibicarakan oleh warganet atau netizen gara-gara kiprahnya yang masih terbilang sangat muda tapi kegiatannya banyak berkutat pada bidang kemanusiaan.

Oleh akun @chromatogrebi, awal cuitan itu memantik reaksi netizen. Akun twitter itu lewat unggahannya mendapat respons retweets sebanyak 4.188 akun dan 27 ribu yang menyukai foto Faye berikut cuitan bertuliskan ’Padahal kalau u jadi cucu Luhut belum tentu seberguna Faye sih.’

Memang mau tidak mau publik kemudian menyangkutpautkan Faye dengan sang Kakek Luhut Binsar Pandjaitan, yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Namun kali ini, tidak serta merta bernada pro-kontra, tapi netizen kebanyakan menanggapinya dengan nada positif.

Banyak yang tidak menyangka, lewat jalan sunyi, gadis muda Batak itu ternyata sudah jauh berkiprah membangun sebuah organisasi nirlaba bernama ‘Rumah Faye’ sejak tahun 2013. Praktis usianya saat itu ketika mendirikan Rumah Faye 11 tahun.

Fokus organisasi itu adalah memberi ‘rumah perlindungan’ kepada anak, advokasi korban kekerasan seksual, kampanye bahaya dan pencegahan perdagangan manusia hingga memberikan beasiswa. 

Faye membangun organisasi atau yayasan itu bersama sang Ibu Paulina Panjaitan. Paulina atau dikenal Uli juga bersuamikan Pangdam IX/Udayana, Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak. Sebelum menjadi Pangdam, Maruli juga sebelumnya adalah Komandan Paspampres (Danpaspampres). 

VIVA Militer : Mayjen TNI Maruli Simanjuntak ketika menjabat Danrem O74 Solo

Photo :
  • Dok. mil.TNI AD

Baca juga: RI Tagih Janji Pendanaan Negara Maju untuk Perubahan Iklim di COP26

Rumah Faye setelah beberapa tahun berdiri di tahun 2013 akhirnya berkembang. Dari catatan yang dihimpun, setelah awal fokus organisasi pada kekerasan seksual dan trafficking, kerja Rumah Faye juga memberi pendampingan terhadap korban ekspolitasi anak, pelacuran dan pelecehan.

“Di tahun yang sama, kami mendirikan rumah persembunyian yang dapat membantu hingga 15 orang selamat. Di sini mereka mendapat askes layanan kesehatan, bantuan hukum, konseling, dan kelas akademik, di antara layanan lainnya untuk mendukung proses rehabilitasi mereka,” tulis Faye yang dikutip VIVA dari laman rumahfaye.or.id.

Saat mendirikan organisasi, tepatnya masih usia sekitar 11 tahun, Faye sudah merasa minimnya keterlibatan kaum muda-muda dalam pencegahan kasus perdagangan anak dan eksploitasi seksual.

Ia menyambangi daerah-daerah di Jakarta untuk memberdayakan remaja berisiko serta mengadakan diskusi rutin dan melibatkan sejumlah ahli.

Rumah Faye juga menjangkau banyak komunitas, pelibatan relawan dan bertemu dengan organisasi kemasyarakatan. Sudah beberapa kali bahkan ikut mendampingi korban mulai dari proses visum hingga memberi kesaksian di pengadilan sampai putusan kasus diketok oleh Majelis Hakim.

Pada tahun 2020, Faye oleh Majalah Forbes, media ternama dari Amerika Serikat, didapuk sebagai 30 perempuan berpengaruh di Indonesia dengan usia di bawah 30 tahun. Dia masuk dalam kategori “30 Under 30" 2020 versi Forbes karena peran Faye sebagai aktivis sekaligus prestasinya dalam sosial entrepreneur dan filantropi.