Ekonom Bank Mandiri: CBDC Bakal Jadi Game Changer

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro.
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA Bisnis – Sejumlah bank sentral di berbagai negara mulai melakukan riset terkait implementasi mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CBDC). Dalam implementasinya, Bank Indonesia (BI) sendiri akan menerbitkan white paper pengembangan rupiah digital di akhir tahun ini.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, pihaknya juga menantikan inisiatif besar adanya CBDC tersebut. Setidaknya, saat ini sudah lebih dari 105 negara yang mewacanakan ini, termasuk Indonesia.

"Implementasi CBDC telah mendorong inisiatif yang akan menjadi game changer yang signifikan," kata Andry dalam Side Event Finance Track G20 di Bali, Selasa 12 Juli 2022. 

Bisa Mendukung Pembayaran Cross Border

Menurutnya, ekosistem non tunai CBDC punya kemungkinan mendukung pembayaran cross border atau lintas batas di masa depan.

"CBDC akan meningkatkan transaksi menjadi lebih cepat, lebih murah dan lebih aman bagi semua pihak. Ini juga memberikan peluang bagi rumah tangga dan bisnis untuk memiliki akses yang lebih baik terhadap uang digital serta pelengkap bentuk uang saat ini dalam layanan keuangan," paparnya.

Ilustrasi transaksi nontunai atau cashless.

Photo :
  • Pixabay

Ia melanjutkan, di negara-negara yang telah berhasil mendeklarasikan CBDC, konsumen dapat memiliki akses langsung ke dana bank sentral, bahkan untuk populasi tidak tersentuh bank atau unbanked

"Pengembangan CBDC dapat mendorong interlink cross border dalam sistem pembayaran dengan lebih efisien dan efektif," katanya.

Selain itu, Andry mengatakan, kemampuan untuk mendukung akses langsung ke dana bank sentral untuk populasi unbanked dapat memperluas inklusi keuangan yang telah menjadi salah satu tantangan utama di negara ini selama bertahun-tahun.
 
"Tujuannya jelas. Dengan inklusi keuangan yang lebih baik dapat membawa pertumbuhan eksklusif dan mempersempit kesenjangan antar wilayah di Indonesia," katanya.