Intip 3 Fokus Kerja Filianingsih Hendarta Maju Jadi Deputi Gubernur Bank Indonesia

Filianingsih Hendarta.
Sumber :
  • M Yudha P / VIVA.co.id

VIVA Bisnis – Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023-2028, Filianingsih Hendarta, memaparkan tiga strategi yang akan diusungnya jika berhasil terpilih menjadi Deputi Gubernur BI tersebut.

Dalam Fit and Propert Tes Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia yang digelar Komisi XI DPR RI, Filianingsih mengaku berkomitmen untuk membuat perekonomian nasional nantinya bisa semakin memiliki daya tahan, progresif, dan inklusif.

"Tiga strategi untuk mewujudkan perekonomian nasional yang berdaya tahan, progresif, dan inklusif, yang pertama yakni mengawal stabilitas moneter dengan menjaga tingkat inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," kata Filianingsih dalam Fit and Propert Tes Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia, yang digelar Komisi XI DPR RI, Senin, 13 Februari 2023.

Untuk strategi pertama, Filianingsih mengatakan bahwa stabilitas moneter akan dikawalnya dengan kebijakan suku bunga yang pro-stabilitas, untuk menjaga inflasi. Di sisi lain, nilai tukar rupiah akan diperkuat dengan memperkuat devisa melalui term deposit valas dari devisa hasil ekspor. "Di mana saat ini bisa dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar dan instrumen hedging," ujarnya.

Penghargaan dari Bank Indonesia

Photo :
  • Topremit

Kemudian, strategi kedua adalah dengan memastikan dukungan pembiayaan ekonomi yang memadai dan inklusif. Di mana, dukungan pembiayaan itu akan diterapkan melalui mekanisme pelonggaran likuiditas, efektifitas pembiayaan inklusif termasuk untuk sektor UMKM, dan sektor-sektor yang berkelanjutan seperti ekonomi dan keuangan hijau.

Selanjutnya, strategi ketiga adalah merumuskan dan mengimplementasikan langkah kongkrit, dalam upaya mengakselerasi transformasi ekonomi dan keuangan daerah. Misalnya yakni melalui langkah perluasan digitalisasi pada sistem pembayaran.

Logo Bank Indonesia.

Photo :
  • VivaNews/ Nur Farida

Menurutnya, strategi ketiga ini akan didorong dengan upaya digitalisasi, melalui 7 kebijakan mulai dari reformasi regulasi, modernisasi infrastruktur digital, hingga penguatan literasi pembiayaan, dan lain sebagainya. "Kita melihat akselerasi ekonomi keuangan digital muncul sebagai pilihan logis. Diharapkan bisa menyeimbangkan stabilitas pertumbuhan dan inklusifitas," kata Filianingsih.

Dia juga menekankan, hal yang menjadi perdebatan dalam upaya menuju ke arah-arah tersebut sebenarnya tidak hanya soal pro-stabilitas atau pro-pertumbuhan semata.

"Tapi juga soal bagaimana pertumbuhan itu bisa menjangkau dan dinikmati oleh masyarakat, baik di tataran pusat maupun daerah," kata ujarnya.