Panen Durian Dorong Ekonomi Masyarakat Lebak, Petani Raup Rp 50 Juta-Rp 75 Juta per 25 Pohon
- Antara/Mansyur
Banten – Sejak awal September 2023, panen durian lokal terjadi di Kabupaten Lebak, Banten. Hal ini disebut telah menumbuhkan ekonomi masyarakat mulai petani, pemetik buah, buruh panggul, pengepul, pedagang eceran hingga pengemudi angkutan.
Menurut Zulkifli (60), seorang petani di Sobang, Kabupaten Lebak, saat panen durian, dia mendapatkan penghasilan Rp 50 juta.
"Kami panen durian itu bisa menghasilkan pendapatan Rp 50 juta dengan 25 pohon dan diborong pengepul Rp 2 juta/pohon," katanya seperti dikutip, Senin, 25 September 2023.
Setiap tahunnya, petani bisa melakukan panen durian sebanyak dua kali. Durian ini menjadi andalan ekonomi bagi petani Kabupaten Lebak.
Musim Kemarau Baik untuk Produktivitas Durian
Panen durian pada September ini bisa berlangsung hingga November. Biasanya, musim kemarau relatif baik karena kembang buah durian tidak berjatuhan dibandingkan musim hujan mempengaruhi terhadap produktivitas.
"Kami panen tahun ini cukup bagus, sebab dua tahun lalu tidak panen akibat curah hujan tinggi," tambah Zulkifli.
Sementara itu, Sarmin (65) petani Badui mengatakan, panen durian bisa menghasilkan pendapatan Rp 70 juta dari 25 pohon. Kualitas durian Badui cukup dikenal masyarakat luas, karena rasanya manis, legit, buahnya tebal juga beraroma.
"Kami menjual durian itu ditampung oleh tengkulak setempat," ujarnya.
Asep (40) seorang pedagang durian di kawasan Badui mengatakan pihaknya merasa kewalahan melayani permintaan wisatawan yang berkunjung ke sini hingga laku keras.
Selama sepekan terakhir ini, kata dia, dirinya habis terjual 300 durian per hari dengan harga rata-rata Rp 30 ribu/buah, sehingga bisa menghasilkan Rp 3 juta/hari.
"Pendapatan sebesar itu bisa meraup keuntungan bersih Rp 500 ribu per hari," kata Asep.
Samsudin (55) seorang pengepul durian warga Leuwidamar Kabupaten Lebak mengatakan dirinya menampung durian dari petani hingga puluhan ribu buah/setiap hari. Buah durian lokal itu dipasok ke Rangkasbitung, Tangerang, Jakarta hingga Indramayu dan bisa menghasilkan perguliran uang hingga ratusan juta rupiah per hari.
"Kami memasok durian itu dibeli oleh pedagang dengan kontan," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Basir (60) seorang pedagang eceran di Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan dirinya sangat terbantu ekonomi keluarga karena permintaan durian cukup tinggi.
Saat ini, dirinya bisa menjual durian hingga 400 buah dengan rata-rata dijual Rp 40 ribu per buah, sehingga bisa mendapatkan omzet Rp 16 juta per hari.
"Dari omzet Rp 16 juta itu dipastikan keuntungan bersih 10 persen atau Rp 1,6 juta per hari," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan selama ini pertanian hortikultura jenis buah durian menjadi andalan ekonomi petani.
Sentra produksi buah durian lokal di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Leuwidamar, Sobang, Muncang, Cirinten, Bojongmanik, Lebak Gedong, Cibeber, Sobang, Cigemblong dan Gunungkencana.
"Kami minta petani agar meningkatkan mutu dan kualitas sehingga durian lokal Lebak bisa menembus pasar domestik dan mancanegara," katanya. (Ant)