Resmikan Fasilitas Industri Alat Kesehatan, Dexa Group Targetkan Bantu Tekan Impor Produk Alkes

Deca resmikan fasilitas alat industri kesehatan.
Sumber :
  • Dokumentasi Dexa.

Cikarang – Dexa Group membangun fasilitas industri alat kesehatan (alkes) pertamanya melalui PT Deca Metric Medica. Dengan dibangunnya fasilitas industri ini, Indonesia mampu menyediakan produk alat kesehatan pembalut luka atau wound dressing yang kebutuhannya berada di urutan ke-5 alat kesehatan paling banyak ditransaksikan dalam e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah (LKPP).

Pimpinan Dexa Group Ferry A. Soetikno mengatakan, fasilitas PT Deca Metric Medica yang berdiri di atas lahan 6.000 meter persegi dan bangunan seluas 4.800 meter persegi ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menurunkan produk impor alat kesehatan Indonesia.

Fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica diresmikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, yang didampingi oleh Pimpinan Dexa Group Ferry A. Soetikno, dan Direktur Utama PT Medela Potentia Krestijanto Pandji. Turut hadir Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Rizka Andalucia, serta jajaran direksi dan komisaris Dexa Group dan Medela Potentia Group, pada Kamis, 21 Desember 2023 di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.

“Dexa Group membangun fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica sebagai langkah nyata dukungan kami terhadap visi pemerintah dalam mencapai kemandirian kesehatan nasional,” ujar Ferry dikutip dari keterangannya, Sabtu, 23 Desember 2023.

Menkes Budi Gunadi Sadikin

Photo :
  • Youtube/Sekretariat Presiden

Fasilitas industri alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dibangun sejak 2020 dan memulai produksi pada Januari 2023, telah mendapat sertifikasi Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dari Kemenkes dan produk-produknya telah masuk dalam e-katalog sektoral Kementerian Kesehatan. PT Deca Metric Medica fokus memproduksi alat kesehatan untuk pembalut luka yang menjadi salah satu alat kesehatan paling banyak dibutuhkan di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk mendukung transformasi sistem ketahanan kesehatan dengan memberikan kontribusi maksimal dalam penyediaan alat kesehatan berkualitas untuk masyarakat,” kata Ferry.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) mencatat, pembalut luka atau wound dressing berada di urutan kelima produk alat kesehatan paling banyak dibeli di Indonesia pada 2022 setelah alat suntik, infus set, sarung tangan bedah, serta kateter. PT Deca Metric Medica kini telah memproduksi sejumlah alat kesehatan seperti Stardec DecaFix yang berfungsi sebagai fiksasi tambahan setelah penutup luka primer, fiksasi luka lebar di area persendian, dan fiksasi tubing.

 

Dalam kesempatan itu, Menkes Budi mengapresiasi peresmian fasilitas produksi alat kesehatan PT Deca Metric Medica yang dapat mendukung ketahanan kesehatan Nasional. Menurutnya, ada 10 alat kesehatan yang paling banyak digunakan di Indonesia berdasarkan data e-Katalog di 900 rumah sakit pemerintah. Lima terbanyak di antaranya yaitu alat suntik, infus set, sarung tangan, Iv Chateter, dan kasa atau pembalut luka.

Ia kemudian menyebut volume penjualan wound dressing di Indonesia bisa mencapai Rp300 miliar per tahun. Selain itu alat kesehatan ini juga merupakan barang habis pakai yang terus digunakan di fasilitas kesehatan.

"Saya yakin yang namanya wound dressing (pembalut luka) itu dipakai di seluruh dunia, kita bukakan ke UNICEF," ungkap Menkes.

Ilustrasi anak luka

Photo :
  • Pixabay/saulhm

Menkes mendukung alat kesehatan dalam negeri selain untuk memenuhi kebutuhan nasional, tetapi juga bisa diekspor ke mancanegara. Pemerintah akan memfasilitasi produksi dalam negeri untuk terserap di pasar global.

"Agar lebih banyak produksi dalam negeri berkualitas yang operasionalnya bagus, sehingga kalau ada pandemi lagi kita siap. Kita bantu supaya masuk ke level internasional supaya mereka bisa punya selling power, economic scale yang lengkap," tutur Menkes.

Menurut laporan kinerja semester I 2023 Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, transaksi alat kesehatan Nasional melalui e-katalog pada 2019 - 2020 masih didominasi produk impor yang mencapai 88 persen.

Sementara itu, mneurut data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) pasar alat kesehatan Indonesia tahun 2020 sebesar Rp 49,7 triliun setara dengan 0,7 persen pasar alat kesehatan global. Namun, neraca perdagangan alat kesehatan dalam negeri masih mengalami defisit Rp 23,8 triliun dengan nilai ekspor Rp 16,3 triliun dan impor sebesar Rp 40,1 triliun.