Bank Indonesia Proyeksi Dolar AS Bakal Anjlok di Semester II-2024

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan dolar AS akan anjlok pada semester II-2024. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Perry mengatakan, faktor utama anjloknya dolar AS terhadap mata uang lainnya, karena pemerintah Amerika Serikat (AS) akan mengubah arah kebijakannya.

"Kita akan melihat dolar akan anjlok pada semester II, karena karena Pemerintah AS mengubah arah kebijakan," ujar Perry dalam Mandiri Investment Forum 2024,  di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa, 4 Februari 2024.

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sedangkan untuk nilai tukar rupiah, Perry memproyeksikan bahwa akan menguat terhadap dolar AS. Hal ini didorong oleh aliran masuk modal asing, yang didukung oleh kebijakan stabilisasi oleh Bank Indonesia, serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan stabil dengan kecenderungan menguat," imbuhnya. 

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) membeberkan penyebab nilai tukar rupiah balik menguat setelah melemah pada awal tahun 2024 ini. Bahkan, nilai tukar rupiah saat ini lebih baik dari won Korea Selatan hingga baht Thailand.

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan pada Februari ini nilai tukar rupiah terkendali yang didorong oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia. 

"Pada Januari 2024 melemah 2,43 persen, nilai tukar rupiah pada Februari 2024 hingga 20 Februari 2024 kembali menguat 0,77 persen point to point," ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024.

Perry menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, dikarenakan baiknya prospek ekonomi RI.

"Sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi yang tetap baik, dengan stabilitas yang terjaga dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," jelasnya.