Saham BRI (BBRI) Cetak All Time High, Market Cap Dekati Rp 1.000 Triliun

Ilustrasi investor pasar modal.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

Jakarta – Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menguat ke level harga tertinggi baru (all time high/ATH) sepanjang masa pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 13 Maret 2024. Saham BBRI melesat 0,79 persen menjadi Rp 6.400  pukul 11.15 WIB, bahkan sempat menyentuh rekor intraday Rp 6.450.

Seperti dilansir Investortrust.id, lompatan harga tersebut menjadikan kapitalisasi pasar (market cap) saham BBRI melesat menjadi Rp 970,23 triliun atau mendekati level Rp 1.000 triliun. Kenaikan tersebut memperkuat posisi perseroan sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar nomor dua di BEI.

Sementara itu, dua saham bank papan atas lainnya, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) justru bergerak turun Rp 0,99 persen menjadi Rp 10.025, padahal awal transaksi saham ini sempat cetak rekor tertinggi level 10.400. Adapun saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menguat Rp 2,11 persen menjadi Rp 7.275.

Gedung BRI II, Bank Rakyat Indonesia

Photo :
  • vivanews/Andry

Rekor ATH baru saham BBRI hari ini didukung rencana pembagian dividen senilai Rp 235 per saham pada 28 Maret 2024. Investor yang berhak mendapatkan dividen tersebut harus tercatat sebagai pemegang saham BBRI per 13 Maret atau cum dividen di pasar reguler dan pasar negosiasi.

RUPST BBRI sebelumnya telah menetapkan total dividen tahun buku 2023 yang dibagikan kepada pemegang saham sebesar Rp 48,10 triliun atau sebesar Rp 319 per saham. Jumlah tersebut termasuk dividen interim yang telah dibagikan kepada pemegang saham pada 18 Januari 2024 sebesar Rp 12,66 triliun atau Rp 84 per saham.

Dengan demikian, sisa jumlah dividen tunai yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sekurang-kurangnya Rp 35,43 triliun atau Rp 235 per saham pada 28 Maret 2024. 

Tahun lalu, BBRI membukukan laba bersih sebesar Rp 60,09 triliun tahun buku 2023. Setelah dikurangi dividen tunai, sisa laba bersih BBRI akan dialokasikan sebagai laba ditahan sebesar Rp 11,99 triliun.