Eropa Bergejolak, Ekonomi RI Masih Aman

Sumber :
  • mgid.com

VIVAnews - Pemerintah meyakini kondisi perekonomian nasional tidak akan terguncang, apabila perekonomian dunia terganggu. Kekhawatiran memburuknya perekonomian dunia tidak terlepas dari kondisi sebagian negara Eropa yang makin terlilit beban utang.

"Kami simpulkan, hingga saat ini belum ada dampak, namun kewaspadaan mesti dijaga," kata Kepala Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, dalam keterangan pers di kantornya, Jalan Wahidin, Jakarta, Rabu, 27 Juli 2011.

Bambang menjelaskan, perekonomian global saat ini dalam kondisi yang memerlukan kewaspadaan tinggi. Hal itu terlihat dari keadaaan di Amerika Serikat yang hingga kini belum mencapai kesepakatan mengenai kondisi fiskal negara itu.

Potensi persoalan ekonomi di AS semakin mengkhawatirkan jika pemerintah Negara Paman Sam tersebut mengalami gagal bayar, sehingga peringkatnya terpaksa dipangkas.

"Kalau berimbas pada ekonomi global, maka akan menimbulkan ketidakpastian dan kepanikan," kata Bambang seraya menambahkan kondisi Eropa juga menunjukkan potensi memburuk terutama dari negara Portugal, Spanyol, dan Italia.

Saat ini, ketiga negara Eropa tersebut mencatat rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) masing-masing sebesar 153,8 persen di Yunani, Spanyol 67,3 persen, dan Portugasl 101,7 persen. "Kami berharap krisis jangan sampai ke Italia, karena mereka adalah negara ke-4 terbesar di dunia," kata Bambang.

Meskipun kondisi ekonomi global dalam kewaspadaan tinggi, Kemenkeu mengatakan pengaruh ketidakstabilan perekonomian dunia terhadap Indonesia paling jelas terlihat dari sisi perdagangan terutama ekspor dan impor.

Namun, dia melanjutkan, Indonesia cukup diuntungkan dengan neraca perdagangan Indonesia dan negara-negara Eropa yang umumnya relatif kecil yaitu di bawah 4 persen.

Faktor lain yang menjadi alasan amannya Indonesia dari krisis Eropa adalah transaksi jasa keuangan yang relatif kecil yaitu 10 persen terhadap PDB. Posisi yang sama terjadi pada tingkat penanaman investasi langsung atau foreign direct investment negara-negara Eropa serta sektor pariwisata yang masih kecil. "Net FDI di bawah 2 persen," ujar Bambang.

Melihat dari berbagai indikator tersebut, pemerintah berani beranggapan bahwa perekonomian nasional tidak akan terganggu meskipun perekonomian global, khususnya Eropa, tengah bergejolak. (art)