Harga Garam Anjlok Hingga 50 Persen di Tuban
Senin, 29 September 2014 - 16:21 WIB
Sumber :
VIVAnews - Musim kemarau panjang tahun ini melimpahkan produksi garam di Tuban, Jawa Timur. Tetapi di saat yang sama harga garam anjlok hingga 50 persen dari harga normal. Para petani garam pun merugi hingga jutaan rupiah.
Menurut petani garam di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, harga garam kini mencapai Rp300 per kilogram. Harga dalam kondisi normal adalah Rp500 sampai Rp600 per kilogram.
Petani juga mengeluhkan kesulitan memasarkan garam produksi mereka. Sebab belakangan tak lagi banyak pembeli yang membeli garam mereka karena produksi melimpah, sementara permintaan tetap.
Selain itu, cuaca yang tak menentu selama beberapa tahun terakhir juga membuat produksi garam di kawasan setempat terus menurun, bahkan sampai lima puluh persen.
“Jika biasanya sekali panen per petak dapat satu ton garam. Tapi sekarang hanya setengah ton garam saja,” kata Antok, petani petani garam, di Desa Pliwetan, Senin, 29 September 2014.
Untuk mengurangi tingkat kerugian, para petani memilih menimbun garam hasil panen ke sejumlah gudang penampungan. Harapannya, mereka mendapatkan harga jual yang sesuai di hari mendatang.
“Harapannya, pemerintah dapat konsisten menjalankan dan mengawasi tata niaga garam rakyat, terutama dalam hal penentuan harga standar garam lokal,” ujar dia. (Imam Zuhdi/Tuban/ms)
Baca Juga :
Menurut petani garam di Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, harga garam kini mencapai Rp300 per kilogram. Harga dalam kondisi normal adalah Rp500 sampai Rp600 per kilogram.
Petani juga mengeluhkan kesulitan memasarkan garam produksi mereka. Sebab belakangan tak lagi banyak pembeli yang membeli garam mereka karena produksi melimpah, sementara permintaan tetap.
Selain itu, cuaca yang tak menentu selama beberapa tahun terakhir juga membuat produksi garam di kawasan setempat terus menurun, bahkan sampai lima puluh persen.
“Jika biasanya sekali panen per petak dapat satu ton garam. Tapi sekarang hanya setengah ton garam saja,” kata Antok, petani petani garam, di Desa Pliwetan, Senin, 29 September 2014.
Untuk mengurangi tingkat kerugian, para petani memilih menimbun garam hasil panen ke sejumlah gudang penampungan. Harapannya, mereka mendapatkan harga jual yang sesuai di hari mendatang.
“Harapannya, pemerintah dapat konsisten menjalankan dan mengawasi tata niaga garam rakyat, terutama dalam hal penentuan harga standar garam lokal,” ujar dia. (Imam Zuhdi/Tuban/ms)