Sepakbola Indonesia Mati Suri karena Pandemi Bikin Rugi Rp3 Triliun

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan saat membuka Liga 1 2020
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Didik Suhartono

VIVA – Pandemi virus Corona COVID-19 membuat aktivitas sepakbola Indonesia mati suri sejak Maret 2020. Latihan Timnas Indonesia terhenti, Liga 1 dan Liga 2, hingga Liga 3 pun ditangguhkan.

Hingga saat ini terhitung sudah tiga bulan tak ada lagi hiruk-pikuk sepakbola Indonesia. Ternyata, dampaknya dari pemberhentian itu sungguh luar biasa.

Kepala Kajian Iklim Usaha dan Rantai Nilai Global LPEM Universitas Indonesia Mohamad Dian Revindo, menyebut mandeknya kompetisi liga membuat kerugian ekonomi berkisar Rp3 triliun dalam satu tahun.

Faktornya dari berbagai macam. Revindo mengungkapkan, sepakbola Indonesia sudah menjadi industri dan menggerakkan kesempatan kerja hingga 24 ribu orang. Tentu, kompetisi mati suri, kesempatan kerja itu juga menjadi terbengkalai.

Baca Juga: Siapa yang Pembohong, Indra Sjafri dan Yeyen atau Shin Tae-yong?

“Patut dicatat, dampak ekonomi karena kompetisi itu tak hanya berhenti di ekonomi, tapi menghasilkan dampak sosial yang baik bagi anak muda, seperti kesehatan, dan tercurahnya aktivitas untuk hal-hal positif,” kata Revindo, dalam laman PSSI, Jumat 26 Juni 2020.

Sementara itu, Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan mengapresiasi hasil riset para peneliti dari Universitas Indonesia. Ia menyatakan PSSI sangat terbuka menjalin kerja sama dengan para akademisi demi memajukan sepakbola nasional.

“Kita melakukan banyak hal yang dapat menghasilkan manfaat penting bagi kemajuan sepak bola Indonesia, termasuk kerja sama dengan para akademisi dunia pendidikan,” ucap pria yang akrab disapa Iwan Bule itu.

PSSI sejatinya sudah memikirkan dampak kerugian ekonomi akibat mandeknya kompetisi. Pada web seminar 10 Juni 2020 lalu, Iriawan menekankan pentingnya menggulirkan kembali kompetisi

Rencananya kompetisi akan bergulir pada Oktober 2020 mendatang. Nantinya, setiap pertandingan akan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

“Dengan kembali bergulirnya liga, para pelatih, pemain, dan komponen-komponen lain di klub akan kembali mendapatkan pemasukan. Sponsor pun mengucurkan lagi dananya,” urainya.

Baca Juga:

Cerita Mike Tyson Pakai Penis Palsu dan Duel Neraka 38 Detik

Sayap Otot Jumbo Penghancur ManCity dan Penjaga Mimpi Liverpool

Liverpool Jadi Klub Terbanyak Peraih Trofi, di Mana MU dan Chelsea?