Suporter Sriwijaya Bantah Tudingan Rasis pada Pemain Persewar

Sriwijaya FC vs Persewar
Sumber :

VIVA –  Insiden perselisihan terjadi antara suporter dengan pemain di lapangan saat Sriwijaya FC menghadapi Persewar Waropen di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo di babak 8 besar Liga 2, Sabtu 9 November 2019. Dua kubu yang terlibat ialah suporter Sriwijaya FC dengan pemain Persewar.

Kericuhan terjadi saat suporter Sriwijaya FC masuk ke lapangan ketika pertandingan tengah berlangsung. Insiden itu diawali saat terjadinya pelanggaran di menit ke-70. Kala itu pemain kedua tim bersitegang di lapangan, tiba-tiba beberapa suporter Sriwijaya FC masuk dari arah belakang gawang Persewar.

Namun, para suporter langsung lari tunggang-langgang setelah dikejar pemain Persewar hingga naik ke pagar tribun. Situasi makin panas lantaran official Persewar juga mengejar hingga ke tribun, sebelum akhirnya aparat keamanan bisa mengendalikan situasi.

Seusai pertandingan, pelatih Persewar, Elie Aiboy, yang turut menenangkan para pemainnya, mengaku kecewa dengan ulah suporter Sriwijaya FC. Elie berujar, para pemain tersulut emosi dengan perkataan suporter Sriwijaya yang menurutnya bernada rasis.

"Saya sangat kecewa dengan suporter Sriwijaya, saya dengar sendiri mereka bilang monyet. Itu yang membuat pemain kami marah, saya berlari untuk menenangkan mereka. Tidak boleh pemain sampai keluar lapangan," ucapnya.

Pernyataan Elie ini justru dibantah suporter Sriwijaya FC. Suporter Laskar Wong Kito menegaskan tidak ada kata-kata rasis yang diucapkan kepada para pemain Persewar.

Menurut Ketua Singa Mania, Ariyadi Eko Neori, meski dirinya tidak hadir langsung ke Sidoarjo, dia dapat memastikan tidak ada perkataan rasis yang diucapkan suporter pada inseden tersebut.

Dia turut menyayangkan banyaknya pemberitaan yang menyudutkan suporter Sriwijaya FC. "Saya sudah konfirmasi ke kawan-kawan di sana (suporter Singa Mania di Sidoarjo), tidak ada rasis," tegas pria yang karib disapa Dugong ini, Senin, 11 November 2019.

Jika melihat dari tayangan video pertandingan yang dimenangkan Sriwijaya FC 1-0 itu, Dugong menilai emosi suporter lebih karena dipicu atas ketidaktegasan wasit dalam memimpin pertandingan. Hal inilah yang memicu suporter hingga masuk ke dalam lapangan.

"Mungkin dipicu karena melihat kepemimpinan wasit yang tidak bagus. Pelanggaran keras terjadi, tapi tidak berikan kartu. Saya kira itu. Dan saya tegaskan tidak ada rasis," jelasnya.

Selama mendukung Sriwijaya FC pada pertandingan babak delapan besar Liga 2 Grup A di Sidoarjo, setidaknya ada sekitar 50 suporter yang hadir langsung memberikan dukungan. Suporter ini juga termasuk yang dari Pulau Jawa.

"Dari Palembang suporter Singa Mania ada 30-an. Mahasiswa suporter kita dari Yogyakarta ada 20-an. Jadi total sekitar 50 suporter. Dan saya sudah pesan kepada kawan-kawan suporter supaya jangan ada rasis. Tetap sportif memberikan dukungan," ujarnya.