FOKUS: Kerja Keras Timnas U-23, SEA Games Tinggal 2 Minggu Lagi!

Pemain depan Timnas Indonesia U-23, Muhammad Rafli (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana

VIVA – Kurang dari dua pekan lagi Timnas Indonesia U-23 akan memulai perjalanannya di ajang SEA Games 2019 Manila. Ada cerita tentang pasukan Indra Sjafri yang terus menempa diri jelang keikutsertaannya dalam pentas olahraga dua tahunan kawasan Asia Tenggara.

Persiapan terus dilakukan armada Garuda Muda jelang bentrokan awal menghadapi lawan tangguh, Thailand. Akan tetapi, masih ada masalah teknis yang harus diselesaikan. Di sisi lain, bukan berarti Evan Dimas cs tak punya modal bagus. Sebab dalam laga uji coba terakhirnya, Timnas U-23 hampir saja menumbangkan raksasa Asia, Iran.

Ya, Timnas U-23 memang dijadwalkan dua kali melakoni laga uji coba. Iran dipilih jadi lawan tanding jelang keberangkatan ke Manila. Pada laga perdana di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Timnas U-23 nyaris mengalahkan Iran, Rabu 13 November 2019 WIB.

Unggul lebih dulu lewat gol cepat Muhammad Rafli saat laga baru berjalan 10 menit, Timnas U-23 akhirnya harus rela bermain imbang 1-1 setelah Iran mampu menyamakan kedudukan lewat gol Muhammad Reza Azadi di menit 67.

Meski hanya bisa bermain seri, hasil ini jelas mendongkrak kepercayaan diri para pemain Timnas U-23. Sebab, bukan perkara mudah untuk bisa mengimbangi atau bahkan mengalahkan tim sekelas Iran. Timnas U-23 juga masih punya kans untuk bisa mengalahkan Iran dalam laga kedua.

Sebab, Timnas U-23 dijadwalkan bakal kembali menghadapi Iran dalam laga uji coba kedua di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu 17 November mendatang. Akan tetapi, untuk bisa merebut kemenangan Indra dan pasukannya harus bisa memperbaiki segala kekurangan yang masih ada.

Ujian Akhir

Memilih Iran sebagai lawan uji coba terakhir jelang terbang ke Manila, sepertinya jadi keputusan tepat. Disamping punya kualitas lebih baik, Timnas U-23 juga bisa memetik pelajaran penting bagaimana menghadapi lawan yang lebih tangguh.

Menurut Indra, dua laga uji coba melawan Iran adalah ujian terakhir Timnas U-23 sebelum berlaga di SEA Games. Hasil apapun yang dipetik dalam laga ini, Indra yakin akan bisa menentukan gaya bermain dan strategi yang pas untuk dimainkan di Manila nanti.

Selain itu, Indra juga masih terus fokus untuk memperbaiki kekurangan yang hingga saat ini masih ada dalam tim asuhannya. Sebab jika tidak, bukan tak mungkin jika celah minus ini dibiarkan terbuka, akan jadi bumerang bagi timnya.

"Uji coba melawan Iran ini, kami ingin lihat apa yang sudah diperbaiki. Hanya saja kami perlu memberikan kesempatan kepada pemain yang kami anggap belum yakin terhadap mereka. Kami berikan pertandingan di Bali kepada pemain perlu kami lihat lebih dalam lagi," kata Indra Sjafri.

"Oleh sebab itu, dua pertandingan lawan Iran ini merupakan simulasi terakhir. Dari situ, bentuk dan cara bermain kami akan ditentukan sebelum berangkat ke Filipina," ucapnya.

Soal kekurangan, ternyata masih ada dua masalah besar yang harus segera diselesaikan oleh Indra. Tentu, dua masalah ini adalah masalah teknis tim. Lantas, apa dua masalah itu?

Problematika Menuju Manila

Sebelum hasil imbang dalam laga uji coba kontra Iran, Indra sudah mengantongi satu masalah yang ada dalam timnya dan harus segera diselesaikan. Ya, apalagi kalau bukan kurangnya stok penyerang di lini depan. Jelas, Indra harus memutar otak untuk bisa menyudahi masalah ini. Apalagi, waktu semakin sempit.

Eks juru taktik Bali United ini sudah membawa pemain senior, Alberto "Beto" Goncalves, sebagai solusi lini serang. Akan tetapi, Indra sampai saat ini masih menunggu hasil observasi tim dokter. Sebab di usianya yang sudah menginjak 38 tahun, striker Madura United ini tentu dikhawatirkan kelelahan.

Sebab, setidaknya Beto harus bisa bermain dalam tujuh pertandingan dalam kurun waktu 14 hari. Hal ini yang perlu diketahui Indra. Oleh sebab itu, Beto harus lebih dulu bisa lolos dari pengamatan tim dokter Timnas U-23.

Masuknya nama Beto juga tak lepas dari cederanya juru gedor utama, Marinus Wanewar. Sebelumnya juga, Indra menyebut sudah mencoba mencari penyerang yang lahir di tahun 1997. Akan tetapi, hasilnya nihil.

"Kalau di usia di bawah 22, kami sudah punya Marinus Wanewar yang saya bawa pada Piala AFF 2019 lalu, tapi dia cedera. Terus, saya sudah sisir striker kelahiran 1997 yang benar-benar saya harapkan, tapi tidak muncul," kata Indra.

"Makanya, ada eksperimen yang kami bikin dengan menempatkan Muhammad Rafli sebagai striker. Saya juga sudah antisipasi jika Beto tidak bisa gabung dengan memasang Osvaldo Haay sebagai striker," ucapnya.

Masalah teknis lainnya adalah strategi serangan balik (counter attack). Kekurangan dalam sektor ini dilihat betul oleh Indra saat timnya bermain imbang melawan Iran. 

Dalam pandangannya, pelatih berusia 56 tahun ini mengakui bahwa para pemainnya memang sudah bisa bermain sabar dan mampu mengusai bola dengan baik. Akan tetapi menurutnya juga, para pemain belum bisa maksimal dalam merancang skema serangan balik.

"Apa yang kami perkirakan yakni game plan Iran memang sudah diprediksi. Mereka akan memaksa kita untuk bertahan dan memainkan lebar lapangan, lalu juga pressing ketat. Problem kita adalah, kami memang cukup sabar. Tapi begitu memegang bola, kami masalah dalam hal counter attack," ujar Indra.

"Dibandingkan lawan China, Yordania dan Arab Saudi, komposisi tim ini tidak lebih baik, belum lebih baik. Di uji coba kedua nanti kita cari komposisi paling pas," katanya.

Mampukah Indra menyelesaikan sederet masalah ini? Akankan Timnas U-23 mampu menumbangkan Iran dalam pertemuan keduanya dan meraih asa jelang berangkat ke Manila?