Sikap Dewasa Presiden Arema FC Tanggapi Pengerusakan Bus Pemain

Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, berharap insiden pengerusakan bus pemain oleh suporter yang mereka alami menjadi yang terakhir. Bahkan, Singo Edan siap menjadi martir atas insiden ini demi bersatunya suporter di Indonesia. 

"Tragedi Yogyakarta, di mana bus Arema FC diserang oleh oknum supporter Persebaya kita jadikan tonggak pengakhiran rivalitas negatif. Tumbal korban rivalitas yang berpotensi menghilangkan nyawa orang," kata Gilang, Kamis, 21 Oktober 2021. 

Pengrusakan bus Arema FC

Photo :
  • Instagram Juragan 99

Gilang mengatakan, secara institusi manajemen mengutuk keras aksi pengerusakan bus ini. Tetapi mereka ikhlas apabila peristiwa ini menjadi tragedi dan pembelajaran para suporter untuk mengakhiri aksi balas dendam dan saling serang. 

"Kami dari Arema FC sangat mengutuk perbuatan oknum suporter itu. Namun kami ikhlas seikhlas ikhklasnya agar ini menjadi tragedi terakhir dan menjadikan pelajaran berharga bagi semua pengelola klub sepakbola dan supporter untuk mengakhiri saling dendam dan saling serang," ujar Gilang. 

Pengerusakan Bus Sangat Merugikan Pemain

Gilang menuturkan, pengerusakan ini sangat merugikan tim karena bus pemain salah satu faktor pendukung untuk kemajuan klub. Dia juga menerima permintaan maaf dari manajemen Persebaya. Namun, segala konsekuensi hukum harus tetap berjalan agar ada efek jera bagi pelaku anarkisme. 

"Kami sepakat biarlah kami menjadi martir dari segala kejadian yang merugikan sepakbola Indonesia. Kami menerima permintaan maaf official Persebaya kepada kami, dan menyerahkan sepenuhnya pembinaan oknum suporter kepada pihak kepolisian," tutur Gilang. 

Pria yang akrab dikenal sebagai Juragan 99 ini memaafkan tindakan oknum suporter yang merusak bus pemain, karena dianggap sebagai jalan terbaik untuk mengubur dendam demi kompetisi tetap berjalan. Mereka juga meminta pelaku meminta maaf secara terbuka kepada Arema FC dan Aremania, serta Persebaya dan Bonekmania. 

"Bahwa tindakannya mencoreng citra kedua klub dan supporter yang kini tengah berbenah seiring dengan kualitas kompetisi yang mulai membaik. Termasuk meminta maaf secara terbuka kepada PSSI dan suporter Indonesia bahwa tindakannya mencoreng citra sepakbola nasional yang kini sedang berusaha berprestasi di tengah kondisi pandemi yang serba dibatasi," kata Gilang.