Demi Keadilan Korban Tragedi Kanjuruhan, Aremania Bakal Gelar Aksi Lebih Besar

Aksi Damai Aremania
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA Bola – Aremania dan Aremanita di Malang Raya memastikan aksi turun jalan dengan damai pada Kamis, 20 Oktober 2022 hanyalah pemanasan dari aksi besar sesungguhnya. Mereka berjanji akan terus turun ke jalan menuntut keadilan bagi seluruh korban Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu.

"Hari ini kita memang aksi hanya sebentar, longmarch menyanyikan bagi mu negeri dan memasang sejumlah spanduk. Tadi hanyalah cek ombak. Kami akan lakukan aksi yang lebih besar," kata salah satu peserta aksi Shindu Dwi Asmoro, Aremania dari komunitas Blimbingham.

Shindu menuturkan bahwa garis besar tuntutan Aremania adalah meminta pengusutan kasut Tragedi Kanjuruhan dilakukan secara terbuka tanpa kebohongan. Aremania mendesak polisi profesional dengan mengusut hingga ke akar permasalahan.

Aksi Damai Aremania

Photo :
  • VIVA/Lucky Aditya

"Harus diusut tuntas dengan terbuka sampai akar-akarnya. Kami kecewa apalagi rekonstruksi dilakukan dengan tidak sesuai fakta bahwa ada tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun," ujar Shindu.

Shindu menuturkan saat Tragedi Kanjuruhan terjadi dia berada di tribun 14. Dia adalah saksi bagaimana Aremania berlarian menyelamatkan diri akibat tembakan gas air mata yang diarahkan ke tribun. Untuk itu, dia dengan beberapa Aremania lainnya turun ke jalan menyuarakan keadilan dari hati mereka masing-masing.

"Kami ini bergerak dari hati kami sendiri. Kami tidak menunggu rekonstruksi ataupun menunggi TGIPF. Kami turun ke jalan menuntut keadilan. Apalagi sampai saat ini, tersangka tidak juga ditahan. Padahal keluarga korban sedang menunggu keadilan," tutur Shindu.



Aremania membawa sejumlah poster kecaman atas Tragedi Kanjuruhan yang telah membuat 133 jiwa Aremania dan Aremanita meninggal dunia. Serta membuat 600 lebih suporter mengalami luka-luka.

Beberapa poster kecaman bertuliskan antara lain, "Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan", "RevolusiPSSI", "Kami Ditunggangi Rasa Kemanusiaan", "Anak Ku Hanya Lihat Sepakbola, Ayah Ibu Kangen Nak", "Jika Sepak Bola Jadi Pemersatu Bangsa, Kenapa Harus Ada Korban Jiwa".

Selain itu, demonstran juga membawa keranda mayat sebagai aksi teatrikal duka cita yang mendalam untuk semua korban dan keluarga korban. Keranda mayat berwarna hitam itu di taruh di depan Balai Kota Malang.

Beberapa Aremania juga melakukan aksi teatrikal dengan tutup mulut. Setelah hampir 1 jam di Bundaran Tugu. Ratusan Aremania menyanyikan lagu Bagi Mu Negeri. Setelah itu mereka kembali melakukan longmarch ke Stadion Gajayana.