Mahaka Kecam Tim Transisi Terkait Piala Presiden

Kantor PSSI di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Sumber :
  • ANTARA/Hafidz Mubarak A.

VIVA.co.id - CEO Mahaka, Hasani Abdulgani, menyatakan Tim Transisi telah melanggar undang-undang jika tetap mengklaim pihaknya sebagai operator Piala Presiden.

Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Transisi mengaku telah menjalin kerja sama dengan Mahaka untuk menggelar Piala Presiden. Tim Transisi mengatakan, Mahaka akan bertindak sebagai operator turnamen setelah PT Liga Indonesia enggan menjalankan tugas tersebut.

"Itu (klaim) sepihak dari mereka. Seperti yang saya katakan, jika mereka menunjuk kami sebagai operator, mereka telah salah. Mereka salah secara undang-undang," ujar Hasani kepada wartawan di kantor PSSI, Senin 15 Juni 2015.

Hasani menjelaskan, Piala Presiden yang ingin digelar Tim Transisi tentu akan berkaitan dengan uang negara. Hal tersebut mewajibkan Tim Transisi untuk melakukan proses tender untuk menjadi operator.

Jadi, kalau Tim Transisi langsung menunjuk Mahaka sebagai operator, hal tersebut telah menyalahi aturan yang ada.

"Kalau menyangkut uang negara, itu harus ditender. Paling tidak ada tiga perusahaan yang ikut. Nanti pemenangnya ditentukan mereka," tuturnya.

Pihak Mahaka sendiri mengaku tak akan berurusan dengan Tim Transisi dalam penyelenggaraan Piala Presiden. Hasani menegaskan, pihaknya akan tetap independen. "Mahaka tidak mau terjebak," kata Hasani.

Sementara itu, PSSI juga tetap tak mau berurusan dengan turnamen yang berkaitan dengan Tim Transisi. Menurut Sekjen PSSI, Azwan Karim, pihaknya akan menyalahi statuta PSSI jika membenarkan turnamen yang digelar oleh Tim Transisi.

"Tidak mau itu, pasti, karena Tim Transisi berperan mengambil alih tugas PSSI. Itu yang salah. Apabila kami, dalam hal ini PSSI, membenarkan itu, kami menyalahi statuta kami," kata Azwan.

"Selain itu, kami juga menjerumuskan anggota kami yang akan ikut dalam apapun yang mereka (tim transisi) buat. Kami tak mau melakukan itu," Azwan menambahkan. (ase)