Skandal Match Fixing Inggris yang Selamatkan MU dan Arsenal

Skuad Manchester United di era 1911
Sumber :
  • Daily Mirror

VIVA – Pengaturan skor tak hanya lekat dengan sepakbola Indonesia. Kompetisi sekelas Premier League pun pernah dihantam skandal pengaturan skor.

Itu terjadi berpuluh-puluh tahun silam, kala format Premier League belum digunakan. Ironisnya, sejumlah raksasa terlibat dalam skandal pengaturan skor tersebut.

Tepatnya, pada era 1915, Manchester United, Liverpool,  Chelsea, dan Arsenal, bersekongkol untuk sebuah skema penyelamatan.

Cerita bermula pada perayaan Easter Monday 1915. Kala itu, MU harus menjamu Liverpool di Old Trafford.

Di depan 18 ribu pendukungnya, MU bisa mengalahkan Liverpool dua gol tanpa balas. Kemenangan itu, membuat MU bertahan di kompetisi kasta tertinggi Inggris.

Namun, dilansir Daily Mirror, pertandingan itu sudah diatur. MU akhirnya finis satu poin di atas zona degradasi. Sedangkan, Chelsea dan Spurs harus terima kenyataan turun kasta ke divisi dua saat kompetisi dimulai lagi pasca Perang Dunia I.

Pertandingan MU versus Liverpool akhirnya diselidiki. Komisi Liga Inggris, akhirnya menemukan bukti adanya kerjasama delapan pemain untuk mengatur pertandingan. Mereka akhirnya disanksi.

Salah satu pemain yang terlibat dalam pengaturan skor adalah striker MU, Sandy Turnbull. Di masa perang, Turnbull menjadi tentara Inggris. Dia akhirnya terbunuh di Arras.

Saat ada elemen yang ikut dalam skandal pengaturan skor, Komisi Liga Inggris nyatanya tak mengambil tindakan tegas dengan memaksa MU dan Liverpool terdegradasi. Mereka tetap main di kompetisi kasta tertinggi Inggris pasca Perang Dunia I.

Persekongkolan yang Rancu

Pasca Perang Dunia I, ada perubahan jumlah peserta dalam kompetisi kasta tertinggi Inggris. Kompetisi akhirnya diikuti 22 klub, bertambah dua dari musim sebelumnya.

Ini membuat situasi jadi rancu karena Chelsea dan Spurs bisa saja selamat dari degradasi.

Liverpool berperan dalam urusan yang satu ini. John McKenna, pemilik Liverpool kala itu, merupakan Ketua dari Komisi Liga Inggris.

Dia menggunakan haknya untuk menyelamatkan Chelsea. McKenna mengadakan voting, memilih satu di antara Spurs dan Chelsea yang diselamatkan. Hasil voting menyebutkan Chelsea selamat dan Spurs terdegradasi.

Kemudian, Derby County dan Preston North End yang finis di posisi dua besar divisi dua, layak promosi.

Baru 21 tim, seharusnya satu tiket lagi dipegang oleh Barnsley. Dari sini, kontroversi lainnya terjadi.

Pemilik Arsenal, Sir Henry Norris, menggunakan pengaruhnya sebagai Anggota Parlemen Konservatif Inggris untuk membuat klubnya bisa berlaga ke kasta tertinggi.

Kebetulan, Norris kenal dekat dengan McKenna. Ada isu, Norris melobi McKenna agar Arsenal bisa lolos ke kasta tertinggi. Benar saja, The Gunners main di kasta tertinggi pada musim selanjutnya.

Namun, teori itu sulit dibuktikan. Hanya saja, Norris kena batunya di 1927 kala mendapat sanksi seumur hidup usai melakukan pendekatan ilegal kepada pemain Sunderland, Charlie Buchan.

Di sinilah titik balik dari Arsenal. Selama promosi ke kasta tertinggi, mereka tak pernah degradasi, hingga sekarang. Bagaimana jika Arsenal tetap di divisi dua?