Perubahan Taktik Wenger Awal Bencana Arsenal di Premier League

Arsenal saat menjuarai Premier League 2003-04
Sumber :
  • Arsenal.com

VIVA – Legenda Arsenal, Dennis Bergkamp, mengidentifikasi penyebab utama mantan timnya gagal bersinar di Premier League usai terakhir juara pada 2004 silam. Menurutnya, itu lantaran perubahan taktik yang dilakukan oleh manajer Arsene Wenger.

Arsenal sempat merajai Premier League di akhir 90-an dan di awal 2000-an. The Gunners berhasil mengumpulkan tiga trofi Premier League, yakni pada 1998, 2002, dan 2004. Dan di rentang waktu tersebut, tim Meriam London selalu menghuni empat besar, namun lebih sering berstatus runner up.

Jika diingat, kala itu Arsenal juga dihuni sederet pemain berkualitas, seperti Bergkamp, Robert Pires, Martin keown, Freddie Ljungberg, hingga Thierry Henry. Komposisi skuad semacam itu membuat The Gunners dengan mudah mendominasi Inggris.

Namun, peruntungan Arsenal tiba-tiba saja berubah 180 derajat sejak 2004. Menurut Bergkamp, semua itu lantaran perubahan strategi yang diterapkan oleh Wenger.

Semula, Wenger kerap menduetkan dua penyerang sembari menggunakan satu penyerang lubang. Tak lupa mereka juga memiliki gelandang kreatif di lini tengah yang membantu permainan Arsenal menjadi atraktif dan produktivitas striker meningkat.

Namun, setelah juara "Invicibles" pada 2004, Wenger mulai bereksperimen dengan menggunakan satu striker dan menambah jumlah gelandang. Itulah yang membuat Arsenal kehilangan magisnya di Premier League.

"Itu karena Arsene mulai bereksperimen. Arsenal setelah 2006, terlalu banyak menurunkan gelandang. Tak ada pemain yang menyerang dan hanya menempatkan satu striker sendirian," kata pria asal Belanda dikutip Mirror.

Pernyataan Bergkamp ternyata juga didukung oleh mantan rekan setimnya, Martin Keown. Bahkan, Keown menyebut Wenger sempat menerapkan strategi untuk disesuaikan dengan Cesc Fabregas.

"Dengan lima gelandang, alih-alih memiliki Anda di sana, dia memilih Fabregas. Anda mulai ke depan dan kemudian dikembalikan ke gelandang. Wenger lalu membalikkannya. Kemudian pemain mulai bermain lebih dalam, seperti yang dilakukan Fabregas," tutur Keown.