Soal Rencana Pemecatan Karyawan, Pemain Arsenal Merasa Dikhianati
- https://twitter.com/Arsenal
VIVA – Rencana Arsenal untuk memecat 55 karyawannya berbuntut panjang. Rencana The Gunners mengurangi stafnya karena mereka kesulitan keuangan sejak pandemi virus corona COVID-19.
Akibat pandemi tersebut, pendapatan Arsenal berkurang drastis. Mulai dari hak siar, tiket pertandingan hingga komersial lainnya.
"Tujuan kami adalah untuk melindungi pekerjaan dan gaji pokok orang-orang kami selama mungkin. Sayangnya, kami sekarang sampai pada titik di mana kami mengusulkan pengurangan 55 staf kami. Kami tidak mudah membuat proposal ini, sekarang kami memasuki periode 30 hari untuk konsultasi terkait proposal tersebut," tulis pernyataan resmi dari Arsenal.
Mengetahui rencana tersebut, para pemain bintang Arsenal merasa dibohongi oleh klub. Sebab, sebelumnnya The Gunners telah melalukan pemotongan sebesar 12,5 persen gaji pemainnya, untuk menyelamatkan keuangan klub.
Dikutip dari Dailymail, beberapa pemain pun dikabarkan ingin bertemu dengan manajemen untuk melakukan pembahasan tersebut. Sebab, para pemain meyakini, dengan pengurangan gaji mereka maka keuangan klub akan terbantu atau setidaknya menyelematkan para pekerja.
Mesut Oezil adalah salah satu pemain Arsenal dengan bayaran tertinggi (£ 350.000 atau sekitar Rp6,7 miliar per pekan) yang menolak untuk pemotongan gaji. Alasan dari Oezil adalah, tidak ada kejelasan uang tersebut akan digunakan untuk apa.
Arsenal ketika itu sempat menyatakan, para pemain yang gajinya dipotong akan kembali mendapatkan uangnya setelah meraih Piala FA dan lolos ke Liga Europa. Pemotongan gaji sebesar 12,5 persen tersebut dilakukan pada April lalu.
Sementara itu, di tengah rencana pemecatan tersebut Arsenal juga aktif dibursa transfer musim panas. Willian pemain sayap Chelsea, dikabarkan semakin dekat ke Emirates Stadium.
Kemudian Arsenal juga dikaitkan dengan Thomas Partey dari Atletico Madrid dan Philippe Coutinho pemain Barcelona.
Baca juga:
Akibat COVID-19, Arsenal Akan Pecat 55 Karyawannya