Kecam Liga Super Eropa, Marcelo Bielsa: Sepakbola Milik Suporter

Manajer Leeds United, Marcelo Bielsa
Sumber :
  • twitter.com/LUFC

VIVA – Manajer Leeds United, Marcelo Bielsa, menegaskan, bahwa pemilik sebenarnya dari sepakbla adalah para suporter. Hal itu dia ungkapkan setelah ada 12 klub elite yang telah mengklaim sebagai anggota Liga Super Eropa.

Di antara ke-12 tim tersebut, salah satu adalah Liverpool yang merupakan lawan Leeds United di Elland Road, Selasa 20 April 2021, dini hari WIB, dalam lanjutan pertandingan Premier League 2021/2021. Di laga tersebut, kedua tim harus puas bermain imbang 1-1.

Sebelum duel itu digelar, sekitar 700 pendukung berkumpul di luar stadion, baik penggemar Leeds maupun Liverpool. Mereka berdemonstrasi menentang keberadaan Liga Super Eropa, yang dianggap mengancam kesejahteraan sepabola domestik di negara tersebut.

Sebuah pesawat pun diterbangkan di atas Elland Road sebelum laga Leeds vs Liverpool dengan menampilkan pesan 'Say No to Super League'. 

Selain itu, para pemain Leeds mengenakan kaus bertuliskan 'Sepakbola adalah untuk penggemar' ketika mereka sedang pemanasan dan pakaian itu juga ditempatkan di ruang ganti Liverpool sebelum pertandingan, tapi tidak dikenakan.

"Sepakbola adalah milik semua orang. Bahkan, jika ada pemilik, pemilik sebenarnya dari sepakbola adalah orang-orang yang sangat menyukai setiap lambang klub kebanggaan mereka, dan tanpa mereka, sepakbola tidak ada apa-apanya," kata Bielsa, seperti dikutip Yorkshire Post, Selasa 20 April 2021.

Bielsa pun menambahkan, setiap keputusan seharusnya tidak perlu menyerang setiap penggemar. Namun dalam konteks Liga Super Eropa, terlihat betul salah satu sektor yang dijadikan alasan hanyalah hak istimewa alias bisnis semata.

"Tentu saja, ada tim berbeda yag lebih penting dari yang lain, tapi mereka (semua anggota Liga Super Eropa) harus sadar akan kebutuhan yang kami butuhkan satu sama lain karena sepakbola selalu memiliki pandangan yang lebih komersial pada sekarang ini," ujarnya.

Lebih lanjut, Bielsa memahami, bahwa dalam dunia bisnis mereka hanya melihat aspek ekonomi dalam memproduksi sebuah gagasan. Memang, kata manajer asal Argentina itu, itu adalah sesuatu yang umum di dunia bisnis, tapi sepakbola bukan cuma bisnis.

"Tentu saja Liga Super Eropa merugikan sepakbola. Ini seharusnya tidak mengejutkan kita semua," ucapnya.

"Tim yang lebih kuat pasti berpikir bahwa mereka memiliki pengaruh besar untuk menghasilkan pendapatan dalam sepakbola dan jika Anda menghitungkan logika ini, ketika tim lainnya tidak diperlukan lagi untuk mereka, mereka mengambil hak istimewa untuk kepentingan mereka sendiri dan melupakan sisanya," tuturnya.