El Clasico Semalam Bagai Demonstrasi Tuntut Kemerdekaan

Cristiano Ronaldo (kiri) berebut bola dengan Lionel Messi
Sumber :
  • REUTERS/Albert Gea

VIVAbola - Laga Clasico kontra Real Madrid membuat koloseum milik Barcelona, Camp Nou, penuh sesak. Tidak hanya menjadi pemain ke-12, aroma politik pun tercium kuat pada laga tersebut.

Stadion yang berkapasitas 100.000 tempat duduk itu hampir penuh pada laga hari Minggu, 7 Oktober 2012 atau senin dini hari WIB. Jelang kick-off, tribun Camp Nou disulap menjadi bendera Senyera (bendera provinsi Katalonia) raksasa.



Laga kontra Madrid itu memang ingin dijadikan ajang warga Katalan sebagai 'demo' besar-besaran menuntut pemisahan diri dari Spanyol.

Merasa dikucilkan sejak bergabung 11 September 1714, provinsi Katalonia memang seperti menjadi 'duri' dalam pemerintahan negeri matador tersebut.

Pada masa pemerintahan diktator Jenderal Franco, yang mendukung penuh Real Madrid, semakin membuat Katalonia ingin memisahkan diri setelah berbagai kultur Katalan berusaha dihapuskan kala itu.

Ternyata rasa sakit hati itu terus terbawa sampai saat ini. Meski jarang membuat aksi turun ke jalan, partai Clasico pun dijadikan satu ajang demonstrasi besar-besaran. Laga semalam yang berkesudahan 2-2 juga sama.

Menurut Sport, selama 17 menit dan 14 detik pertama laga setelah kick-off, suporter Barca tidak henti-hentinya meneriakan kemerdekaan. 'In, inde, independencia," pekik mereka sambil mengibarkan ribuan bendera Senyeras dan Esteladas, yang diklain lebih banyak dari laga-laga sebelumnya.

Dalam laga tersebut juga tampak para suporter membentangkan bendera raksasa khas Katalonia. Beberapa spanduk dengan tulisan "Katalonia akan jadi negara baru di Eropa" juga menghiasai beberapa bagian tribun Camp Nou.

Bahkan pada laga tersebut, para birokrat Katalonia pun ikut hadir untuk memberikan dukungannya. Presiden Katalonia, Artur Mas dan Walikota Katalonia, Xavier Trias memimpin langsung rombongan politisi yang hadir di Camp Nou. Gubernur Katalonia, Ivan Tibau, Direktur Olahraga untuk PBB, Paul Hansen, dan mantan sekjen NATO, Javie Solana, ikut meramaikan sorak-sorai Clasico semalam.

Meski sarat politik, pemain Barcelona enggan menyangkut pautkan laga kontra Madrid dengan usaha pemisahan diri mereka dari Spanyol. Gerard Pique bahkan sempat berang saat komentarnya jelang laga dipolitisir oleh Sports Illustrated. Pelatih Barcelona, Tito Vilanoba, juga sempat menegaskan Clasico hanya sebuah pertandingan dan tidak lebih dari itu. (irb)