4 Bukti Tradisi Caretaker Chelsea Membawa Hoki

Pelatih Belanda Guus Hiddink
Sumber :
  • REUTERS/David W Cerny

VIVA.co.id - Mendepak Jose Mourinho dari jabatan manajer, Chelsea kembali menunjuk seorang manajer sementara (caretaker). Guus Hiddink untuk kali kedua dipercaya menangani The Blues yang sedang dalam kondisi genting.

Sejak era kepemimpinan Roman Abramovich, sebelumnya sudah empat caretaker yang dipilih. Kabar baiknya, mereka semua selalu memberikan keberuntungan.

Tak peduli harus menghadapi situasi sulit di awal kedatangan, empat caretaker tersebut ujung-ujungnya mampu mempersembahkan hasil menjanjikan bagi klub. Siapa saja dan seperti apa pencapaian mereka?

1. Avram Grant

Dia datang menggantikan Mourinho di era pertama. Grant dipilih secara mengejutkan. Diyakini karena pria berkebangsaan Israel ini adalah teman dekat Abramovich.

Sebelum dipercaya menangani Chelsea, Grant menjabat sebagai direktur. Selama menjabat, Grant mendapat bantuan dari Henk Ten Cate sebagai asisten.

Awalnya, banyak yang meragukan kemampuan Grant, terlebih dia kala itu belum memegang lisensi pelatih dengan kualifikasi Eropa. Bahkan, sempat mencuat protes dari pemain dan publik atas penunjukan Grant.



Tapi, dia berhasil menutup mulut fans dan menggantinya dengan senyuman jelang akhir musim. Meski tak merengkuh gelar, namun dia berhasil membawa Chelsea menjadi runner-up di tiga kompetisi berbeda: Premier League, Piala Liga dan Liga Champions.

Untuk Liga Champions, itu adalah kali pertama sepanjang sejarah Chelsea menjajak partai pamungkas. Mereka juga cuma kalah adu penalti dari Manchester United.



2. Guus Hiddink

Februari 2009, Hiddink diangkat menjadi manajer sementara Chelsea. Dia menggantikan pelatih top, Luis Felipe Scolari yang dinilai gagal membawa tim tampil konsisten.

Menariknya, ketika itu Hiddink juga berstatus pelatih timnas Rusia. Walau rangkap pekerjaan, tetapi pria berkebangsaan Belanda itu mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

Tercatat, sepanjang menangani The Blues kala itu, Hiddink hanya sekali mengalami kekalahan, yakni melawan Tottenham Hotspur. Dia berhasil membawa Chelsea sampai ke semifinal Liga Champions, sebelum akhirnya disingkirkan Barcelona.



Pencapaian terbaik Hiddink adalah membawa Chelsea meraih Piala FA 2009. Mereka mengalahkan Everton 2-1 pada partai final di Wembley.

Sentuhan tangan dingin Hiddink membuat para pemain dan fans meminta manajemen menjadikannya pelatih tetap. Sayangnya, dia menolak tawaran tersebut karena ingin fokus ke timnas Rusia yang akan tampil di Piala Dunia.



3. Roberto Di Matteo
 
Tak ada yang menyangka Di Matteo bisa menduduki kursi manajer Chelsea pada 2012 lalu. Dia tiba-tiba dipilih Abramovich menggantikan Andre Villas-Boas.

Walau sempat diragukan karena tak punya catatan karier cemerlang sebagai manajer, tapi dia mampu menjawab dengan prestasi.

Dua gelar dipersembahkan, Piala FA dan tentunya Liga Champions. Di bawah asuhan Di Matteo, untuk kali pertama The Blues merengkuh trofi 'Si Kuping Besar' usai mengalahkan Bayern Munich dalam partai final dramatis.

Layaknya pelatih asal Italia, Di Matteo juga mengusung gaya permainan bertahan. Pada era itu pula, pertama kali muncul istilah strategi 'parkir bus'.

Atas pencapaian besarnya, manajemen kemudian mempermanenkan status Di Matteo. Sayangnya, sihirnya luntur pada tahun kedua. Pada November 2013, pria yang sempat menjadi pemain Chelsea itu dipecat.



4. Rafael Benitez

Nama Benitez langsung mencuat sebagai manajer baru Chelsea setelah Di Matteo didepak. Keputusan ini mendapat tentangan dari publik Stamford Bridge karena pria asal Spanyol tersebut pernah menghina The Blues ketika masih menangani Liverpool.

Benitez terus mendapat tekanan karena pada Desember 2013, dia gagal mengatarkan Chelsea lolos dari penyisihan grup Liga Champions. Kekecewaan fans menjadi-jadi setelah Chelsea gagal juara di Piala Dunia Klub. Mereka tumbang dari Corinthians.

Untungnya, di penghujung musim, Benitez mampu memberikan penawar sakit hati kepada fans. Dia membawa Chelsea meraih gelar Liga Europa. Mereka mengalahkan Benfica 2-1 di final.



Hiddink kini menjadi caretaker kelima Chelsea di era Abramovich. Yang jadi pertanyaan, apakah dia akan mampu meneruskan tradisi apik para pendahulunya? (one)