Waspada Kehadiran Badai Zombie

Ilustrasi badai/topan.
Sumber :
  • Freepik/Pixabay

VIVA – Tahun 2020 nampaknya bukan masa yang baik untuk manusia. Selain pandemi COVID-19, beberapa wilayah di dunia juga dihantam cuaca ekstrem bernama Badai Zombie.

"Tahun 2020, kita menghadapi Badai Tropis Zombie. Selamat datang di tanah kehidupan, Badai Tropis #Paulette," tulis akun Twitter National Weather Service, dikutip dari laman Live Science, Minggu 27 September 2020.

Awal bulan ini, badai tersebut terbentuk di Samudera Atlantik lalu mendarat di wilayah Bermuda. Menurut laporan CNN, aktivitas itu tergolong Kategori 1 lalu menguat ke Kategori 2, yang akhirnya melemah lalu berakhir lima setengah hari kemudian.

Baca juga: Penampakan Toilet Termahal di Dunia, Harganya Rp300 Miliar

Namun kemudian, Badai Paulette kembali menguat di wilayah lain dan tidak melemah. Badai Zombie menguat sekitar 480 kilometer dari Kepulauan Azores, pada 21 September 2020 lalu. Wilayah tersebut berada di tengah Samudera Atlantik.

Menurut Profesor Ilmu Atmosfer University of Illinois, Donald Wuebbles, badai ini akan lebih sering terjadi. Penyebabnya adalah adanya perubahan iklim dan pemanasan global.

"(Telah terjadi) pemanasan yang ekstrem di Teluk  (Meksiko) khususnya di beberapa area laut lepas pantai Karibia," ungkapnya.

Teluk Meksiko memang terkenal memiliki banyak badai, sebelum akhirnya menghantam Amerika Serikat. Wilayah itu juga rentan dengan aktivitas pemanasan global, karena perairannya sangat dangkal dan mudah memanas.

Biasanya, Badai Samudera Atlantik akan terbentuk di laut dengan temperatur hangat, yang berada di dekat Afrika. Lalu, Wuebbles menyatakan badai akan melintasi lautan menuju Amerika.

Sekarang energi badai juga diambil di perairan hangat Karibia. Menurut Wuebbles, ini berlaku bagi badai yang belum padam seperti Badai Laura yang terjadi bulan lalu.

Wuebbles mengungkapkan, Badai Laura meningkat drastis dari Kategori 1 ke Kategori 4 akibat mengambil energi dari laut hangat itu.