Ada yang Aneh di Laut Maluku

Ilustrasi laut.
Sumber :
  • www.pixabay.com/theseasodeep0

VIVA – Para ilmuwan menemukan inti Bumi tumbuh miring, tapi mereka belum mengetahui alasannya. Inti padat besi yang ada di tengah-tengah planet kita telah berkembang lebih cepat di bawah Laut Banda, Maluku, menurut seismolog di University of California, Berkeley.

Di inti luar Bumi atau mantel di bawah negara Asia Selatan mengeluarkan panas pada tingkat yang lebih cepat daripada di sisi yang berlawanan, di bawah Brasil. Semakin cepat pendinginan, semakin cepat juga kristalisasi besi terjadi.

Perbedaan seperti itu memiliki implikasi signifikan bagi medan magnet Bumi, dan arus konveksi di inti Bumi yang menghasilkan medan inilah yang melindungi kita dari partikel Matahari yang berbahaya.

Sementara inti Bumi merupakan material besi padat, yang dikelilingi oleh inti luar Bumi yang cair dan mantel Bumi yang terbuat dari batuan panas. Di mantel dan inti luar, panas dari besi yang mengkristal dan batuan yang lebih panas di mantel bergerak ke atas menuju permukaan, mendorong material yang lebih dingin ke bawah. Gerakan inilah yang menghasilkan medan magnet.

"Kami memberikan batasan yang agak longgar pada usia inti Bumi dalam - antara setengah miliar hingga 1,5 miliar tahun - yang dapat membantu memberi jawaban tentang bagaimana medan magnet dihasilkan sebelum keberadaan inti dalam yang solid," kata peneliti, Barbara Romanowicz.

Ia melanjutkan medan magnet sudah ada sejak tiga miliar tahun yang lalu, jadi proses lain pasti telah mendorong konveksi di inti luar pada waktu itu, menurut situs The Independent, dikutip Sabtu 19 Juni 2021.

Usia inti dalam yang relatif muda menunjukkan bahwa dalam sejarah planet kita, panas yang menahan cairan besi berasal dari unsur-unsur ringan yang terpisah dari besi, bukan dari kristalisasi besi.

Kemungkinannya adalah lempeng tektonik dengan lempeng dingin mendinginkan mantel Bumi ketika mereka tenggelam ke zona subduksi. Tetapi tidak diketahui secara pasti apakah pendinginan mantel dapat berdampak pada inti bagian dalam planet.

Namun, pertumbuhan inti yang tidak simetris memang menjawab misteri yang telah dicari oleh para ilmuwan untuk dipecahkan selama 30 tahun. Gelombang seismik bergerak lebih cepat ke arah utara-selatan daripada di sepanjang khatulistiwa, karena asimetris kristal besi. Penjelasan ini yang kemungkinan menjadi jawabannya.