Studi Sebut Manusia Berasal dari Galaksi Lain

Ilustrasi alam semesta
Sumber :
  • www.pixabay.com/WikiImages

VIVA.co.id – Studi baru pelacakan asal usul kehidupan menunjukkan setengah semua yang ada di Galaksi Bima Sakti dahulu berasal dari galaksi lain. Dengan demikian, manusia dan bahan yang ada di Bumi aslinya berasal dari galaksi lain. 

Kesimpulan itu merupakan hasil studi pemodelan komputer astrofisika Center for Interdisciplinary Exploration and Research in Astrophysics (CIERA) Northwestern University, Amerika Serikat. Studi dengan pemodelan komputer itu bertujuan menemukan bagaimana unsur atau bahan yang ada di sekitar manusia bisa hadir di Galaksi Bima Sakti.  

Dalam pemodelan, studi menemukan ledakan supernova besar di masa lalu menyebabkan sejumlah besar unsur atau bahan dari galaksi lain datang ke Bima Sakti. Ledakan tersebut membuat unsur atau bahan menyebar luas ke alam semesta akibat terbawa angin galaksi yang sangat kuat. 

"Berapa banyak unsur yang kita bangun kemungkinan berasal dari galaksi lain. Dengan demikian, kita bisa menganggap diri kita itu sebagai pelancong antariksa atau imigran ekstra galaksi," jelas peneliti studi tersebut, Daniel Anglés-Alcázar dikutip dari Independent, Kamis 27 Juli 2017. 

Berdasarkan pemodelan yang dilakukan, dia menuturkan, kemungkinan unsur atau bahan yang ada di Galaksi Bima Sakti ada di galaksi lain sebelum menyebar akibat angin besar, melintasi ruang intergalaksi dan akhirnya sampai ke 'rumah' Bima Sakti. 

Salah satu peneliti dari studi tersebut, Faucher-Giguère menuturkan, hasil studi bisa mengubah pemahaman manusia atas pembentukan galaksi. Konsekuensi dari temuan studi ini, ujar Giguère, setengah atom di Bumi dan Tata Surya dan manusia berasal bukan dari galaksi Bima Sakti. 

"Tapi dari galaksi lain, yang letaknya bisa sejuta tahun cahaya," jelas Giguère.

Dalam studi tersebut, ilmuwan menyimulasikan pergerakan unsur atau bahan galaksi lain berpindah di alam semesta. Peneliti mengembangkan gambar rinci alam semesta pada masa awal Big Bang, kemudian dengan menggunakan komputer untuk menyimulasikan semua gerakan bahan tersebut sampai pada masa modern saat ini. 

(Garis hijau menunjukkan aliran gas dari galaksi terdekat menuju ke pusat galaksi. Foto: Daniel Anglés-Alcázar)

 

Simulasi itu menunjukkan, bahan atau unsur bergerak dari galaksi yang lebih kecil menuju galaksi yang lebih besar, seperti Galaksi Bima Sakti. Gas kemudian membentuk bintang dan membantu pembentukan setengah bahan di Galaksi Bima Sakti. 

Peneliti menuturkan, pada masa-masa awal alam semesta, diisi dengan gas yang seragam dan tak ada bintang atau galaksi yang dikenali pada masa modern saat ini. Tapi dengan mempelajari semua dinamika yang ada pada masa awal itu, gravitasi memberi efek melesat yang membantu menarik benda bersama-sama. Selanjutnya benda alam semesta itu masuk ke galaksi.