Antisipasi Bencana, Palu Perlu Perhatikan DAS Jelang Musim Hujan

Penyintas membersihkan areal rumah mereka yang rusak pascagempa dan tsunami, di Desa Loli Saluran, Kecamatan Banawa, Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu, 3 Oktober 2018.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Pasca gempa bumi di Palu dan Donggala pada beberapa pekan lalu, menurut ahli, kita perlu mewaspadai bencana berikutnya. Mengingat musim hujan kemungkinan akan datang pada awal 2019.

Peneliti Geografi dan Tata Ruang Badan Informasi Geospasial, Yosef Prihanto mengatakan, kita jangan hanya berfokus kepada penanganan pasca bencananya saja. Pemerintah daerah harus memperhatikan faktor lainnya, seperti kedatangan musim hujan.

"Salah satu yang berdampak besar biasanya adalah banjir bandang. Biasanya sebuah DAS (daerah aliran sungai) kecil tertahan oleh macam-macam material runtuhan gempa, sifatnya tidak stabil," katanya, Jakarta, Kamis, 11 Oktober 2018.

Ketika volume air berubah menjadi besar karena curah hujan, maka air yang tertampung karena adanya material akan runtuh. Air tersebut akan meluncur ke bawah dengan kecepatan yang besar. Oleh sebab itu, Pemda harus memperhatikan DAS, serta muara yang terdampak.

"Mungkin sekarang belum terasa apa-apa, karena masih musim kering, tapi dua bulan ke depan bisa jadi bahaya baru. Salah satu kemungkinan itu banjir bandang, kita kan perlu berjaga-jaga," ujarnya.

Sungai di Sulawesi Tengah umumnya mempunyai volume yang kecil, namun jika sudah datang musim hujan, kecepatannya tidak bisa dibendung lagi. Hal ini bisa dihindari apabila ada pihak yang membenahi.

Indonesia sebagai 'supermarket bencana' tidak bisa menolak hal tersebut, namun bagaimana caranya masyarakat harus bersahabat dengan bencana. 90 persen bencana yang ada di dunia bersumber di Tanah Air. Salah satunya ialah gletser yang terjadi di Papua. (ase)